Neutron Yogyakarta

Permainan Tradisional Hindarkan Anak dari Antisosial

Permainan Tradisional Hindarkan Anak dari Antisosial
BUKAN GADGET: Sejumlah siswa tengah asyik bermain permainan dakon dan lompat tali di area Museum Tosan Aji, Rabu (21/6/23).Jihan aron vahera/radar purworejo

RADAR MAGELANG – Puluhan siswa SD dari empat SD di Kabupaten Purworejo mengikuti kegiatan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Purworejo. Yakni, kegiatan belajar bersama di Museum Tosan Aji dengan tema permainan tradisional. Mengikuti acara tersebut bisa membuat anak antisosial. Karena bermain bersama rekan-rekannya.

Sebanyak 40 peserta terdiri dari SD N Kliwonan, SD N Pangen Gudang, SD N Ngupasan, dan SD N Purworejo tampak menikmati dan antusias mengikuti kegiatan tersebut. Mereka diajak untuk mengenal sejumlah permainan tradisional sekaligus mempraktikkannya di area museum.

Permainan tradisional itu meliputi dakon, lompat tali, bakiak, bekelan, dan seterusnya. Salah satu peserta Hafis menyebut, dia sangat menyukai museum dan sudah tiga kali berkunjung ke Museum Tosan Aji. “Sudah ke sini (Museum Tosan Aji) tiga kali. Suka ke museum karena bisa melihat benda-benda bersejarah,” ungkap dia Rabu (21/6/23).

Kepala Bidang Kebudayaan, Dindikbud Purworejo Dyah Woro Setyaningsih menyampaikan, kegiatan belajar bersama di museum tersebut sebagai salah satu implementasi dari anggaran DAK (dana alokasi khusus) dari pusat bersifat nonfisik.

“Rencananya akan ada tiga sesi, hari ini ada dua sesi yaitu tentang permainan tradisional dan tentang wayang. Kemudian, untuk sesi tiga akan dilaksanakan besok Kamis (22/6) belajar busana jawa. Pesertanya untuk besok siswa SMP,” imbuh dia.

Menurutnya, kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi anak-anak. Selain untuk mengenalkan kebudayaan baik permainan tradisional, wayang, dan busana jawa, kegiatan tersebut dapat mengalihkan anak-anak dari gadget.

Di era digital saat ini penggunaan gadget pada anak-anak sudah menjadi hal yang lazim. Padahal, hal itu juga memiliki sisi buruk jika tidak dibatasi karena akan berdampak pada rasa candu.

Di sisi lain, dengan banyak bermain gadget, kesehatan juga akan terganggu. Lebih dari itu, mengajarkannya anak jadi anti sosial karena bermainnya dengan dunia maya. “Berbeda dengan permainan tradisional, anak-anak dapat mengenal tentang nilai-nilai kerjasama, gotong royong, berbagi, dan sebagainya,” tandas Woro. (han/pra/sat)

Lainnya