RADAR MAGELANG – Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kebumen telah menentukan 41 titik lokasi untuk pelaksanaan Salat Idul Adha 1444 Hijriah. Dari jumlah itu pelaksanaan salat tersebar di berbagai tempat, seperti alun-alun, masjid, musala lapangan sekolah, hingga halaman kantor pemerintahan.
Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PDM Kebumen Mul’an An Nafaty mengatakan, salat Idul Adha berlangsung di tempat yang sudah ditentukan sebelumnya. Tahun ini, pelaksanaan salat Idul Adha hampir merata di seluruh kecamatan. “Keseluruhan ada 41 titik. Khusus wilayah kota berpusat di Alun-alun Kebumen. Bertindak sebagai khatib langsung ketua PDM,” jelasnya, Selasa (27/6).
Mul’an mengatakan, rangkaian persiapan sudah dilakukan sejak jauh hari. Mulai dari penentuan titik lokasi, penujukkan petugas salat, hingga pengurusan izin tempat. Selain pelaksanaan salat Idul Adha, pihaknya juga telah mempersiapkan terkait prosesi penyembelihan hewan kurban.
“Klir semua. Termasuk izin tempat umum. Setelah selesai, ada potong hewan kurban. Rekapan terkahir ada 99 sapi,” katanya.
Sementara itu, Panitia Salat Idul Adha 1444 Hijriyah PDM Kebumen Saiful Najib menyampaikan, pelaksanaan salat Idul Adha sama seperti Idul Fitri sekitar pukul 07.00. Dia memprediksi akumulasi jumlah jemaah yang hadir bisa mencapai puluhan ribu. “Melihat antusias pas Idul Fitri, kami hitung rata-rata setiap tempat seribu orang. Berarti kurang lebih ada 41 ribu jemaah salat Idul Adha. Dan dibuka untuk umum,” ucapnya.
Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah jatuh besok (29/6). Penetapan hari raya tersebut tersebut sejalan dengan Nahdlatul Ulama. Adapun Muhammadiyah, menetapkan lebaran haji atau Idul Adha 2023 pada hari ini, Rabu 28 Juni 2023 atau 10 Dzulhijjah 1444 Hijriah.
Idul Adha 1444 Hijriah ditetapkan melalui maklumat dengan nomor 1/MLM/1.0/E/2023. Maklumat itu ditandatangani langsung Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir pada 21 Januari 2023 di Jogjakarta.
Penetapan ini merujuk hasil perhitungan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tarjdid PP Muhammadiyah. Metode tersebut lebih menitikberatkan posisi geometris benda langit. (fid/bah/sat)