Neutron Yogyakarta

Sediakan Pisau Daging hingga Cacah Balung Perajin Pisau di Magelang Banjir Pesanan

Sediakan Pisau Daging hingga Cacah Balung Perajin Pisau di Magelang Banjir Pesanan
TEKUN: Sejak 1991, Sumardi tetap eksis membuat berbagai jenis pisau. Kualitasnya pun tidak diragukan lagi. Tak heran jika pembelinya berasal dari berbagai daerah, bahkan di luar Jawa.(NILA NIHAYAH/RADAR JOGJA)

RADAR MAGELANG – Idul Adha menjadi berkah tersendiri bagi para perajin pisau di Kabupaten Magelang. Termasuk perajin pisau asal Desa Rejosari, Kecamatan Pakis Sumardi, 64. Permintaan pisau potong dan daging meningkat drastis dibandingkan hari-hari biasanya. Terlebih, pisau buatannya diminati hingga luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan, Sulawesi, maupun Sumatera.

Dia menyebut, pesanan pisau tersebut sudah diterima sejak Ramadan. Bahkan, dia sudah tidak menerima pesanan satu bulan sebelum Idul Adha. Lantaran Sumardi khawatir bakal kewalahan dan tidak bisa memenuhi seluruh pesanan. Apalagi dia juga menerima jasa asah pisau. “Tidak berani (terima pesanan). Satu bulan sebelumnya, pesanan sudah disetop,” terangnya saat ditemui, Selasa (27/7/23).

Dikatakan, banyak masyarakat yang sudah menitipkan pisaunya untuk diasah sejak Ramadan. Baik dari Magelang, Jogja, Bantul, Temanggung, Wonosobo, dan lainnya. Jumlahnya pun bermacam-macam, mulai dari satuan hingga puluhan. Terlebih, dalam sehari, dia bersama empat pekerjanya bisa mengasah pisau hingga lebih dari seribu biji.

Baca Juga: Jelang Kurban, Pandai Besi Kebanjiran Order Pesanan Pisau dan Golok Naik 50 Persen

Sumardi mengaku, tidak bisa memastikan jumlah pisau yang dibuat dalam sehari. Mengingat setiap pisau yang dikerjakan, memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. “Nggak tentu (menghasilkan pisau berapa). Yang pasti kurang dari 10 biji dalam sehari karena modelnya macam-macam. Nggak bisa dipastikan jumlahnya,” sebutnya.

Harga pisau ini tergantung dengan model, ukuran, dan kualitas bahan yang digunakan. Ada yang berukuran antara 10 hingga 12 sentimeter dan paling panjang 43 sentimeter. Ketika dilengkapi dengan gagang atau pegangan yang khas, kata dia, harganya tentu lebih mahal. Pembeli harus merogoh kocek lumayan besar. Berkisar antara Rp 650 ribu sampai Rp 2 juta per biji.
Selain per biji, Sumardi juga menjual satu paket yang berisi lima pisau. Harganya juga bervariasi, ada yang Rp 1,5 juta, Rp 1,8 juta, Rp 2 juta, dan lainnya. Tergantung ukuran dan kualitas besi. “Ada pisau daging, kelet, pisau usus, cacah daging, dan kapak balung. Pilihannya juga berbeda, ada yang gede dan panjang,” sebutnya.

Sedangkan ongkos untuk mengasah pisau, dia tidak mematok harga pasti. Apalagi jika pisau yang diasah merupakan buatannya. Lantaran dia memang berniat membantu sekaligus sebagai amal ibadah. Dia pun akan menerima ongkos itu dengan suka rela. Menurutnya, di era modernisasi ini, seni pande besi bukan hanya menjadi bagian dari tradisi. Tetapi juga sebagai simbol kualitas dan keahlian lokal yang patut dilestarikan.

Sementara iut, warga Caturharjo, Sleman Hariyanto, 43 mengaku sudah 10 tahun menjadi langganan Sumardi. Sudah ada puluhan koleksi pisau yang dibeli dan memang khusus digunakan untuk menyembelih hewan kurban. Menurutnya, pisau buatan Sumardi ini lebih rapi, tajam, dan memiliki kualitas bahan yang bagus. “Saya memang menyediakan pisau untuk nyembelih. Sekarang ke sini untuk ngasah pisau biar lebih tajam,” ujarnya. (aya/bah)

Lainnya