Neutron Yogyakarta

Kebumen Siaga Bencana Kekeringan

Kebumen Siaga Bencana Kekeringan
Haryono Wahyudi.M Hafied/Radar Kebumen

RADAR MAGELANG – Pemkab Kebumen segera menetapkan status siaga bencana kekeringan. Kebijakan ini diambil menyusul adanya rekomendasi dari BPBD Kebumen, mengingat wilayah Kebumen berpotensi kekurangan pasokan air selama musim kemarau.

“Surat penetapan siaga kekeringan sudah kami kirim ke bupati, tinggal nunggu aja,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kebumen Haryono Wahyudi, Rabu (28/6).
Haryono menjelaskan, penetapan status siaga kekeringan bukan tanpa sebab. Namun sudah melalui kajian dan pertimbangan. Sebelumnya, BPBD juga telah menggelar rapat koordinasi dengan berbagai pihak, guna menyikapi persiapan musim kemarau.

Dia menyebutkan, perkiraan musim kemarau di Kabupaten Kebumen dimulai pada pertengahan Mei. Sedangkan puncak kemarau diprediksi terjadi Juli-Agustus. Karena itu, perlu adanya upaya antisipasi guna menghindari segala kemungkinan yang terjadi. “Kami merujuk BMKG. Panjang musim kemarau bisa sampai Oktober. Inilah yang perlu diantisipasi,” sambungnya.
Berkaca dari pengalaman tahun lalu, banyak desa mengajukan bantuan air bersih ke BPBD. Jumlahnya 2.452 tangki air untuk mencukupi 94 desa di 18 kecamatan. “Mengawali musim kemarau sakarang, sudah mulai ada pengajuan air bersih. Hari ini laporan ada satu desa. Tapi tetap kami asesemen begitu surat masuk,” jelasnya.

BPBD, kata Haryono, telah melakukan pemetaan wilayah yang memiliki potensi kerawanan kekeringan. Utamanya di wilayah Kebumen utara. “Paling parah itu Kecamatan Karanggayam. Bahkan kami pernah dropping sampai 400 tangki lebih,” terangnya.

Terkait anggaran, pihaknya juga telah menyiapkan Rp 256 juta untuk ketersediaan 800 tangki air bersih. Selain mengandalkan anggaran tersebut, penyaluran air bersih juga dibantu intansi lain meliputi PMI, TNI, Polri, Baznas dan perbankan. “Hitungan satu jiwa dapat tujuh liter air bersih. Khusus buat kebutuhan dasar,” ungkapnya.

Sementara itu, anggota DPRD Kebumen Bambang Sutrisno menyampaikan, setiap musim kemarau tiba kekeringan selalu menjadi ancaman bagi warga di daerah Karanggayam dan sekitarnya. Sehingga dinilai butuh penanganan khusus, agar persoalan tersebut tidak berlarut. Dia menyebut, Karanggayam, Sempor, Karangsambung dan Sadang seringnya kurang air. Ini langganan. Ya coba PDAM selaku penyedia layanan air bersih ikut pecahkan masalah ini,” ungkapnya.

Menurutnya, dropping air yang selama ini dilakukan pemerintah maupun pihak lain hanya solusi sementara. Pola penanganan tersebut akan selalu berulang pada musim kemarau berikutnya. “Tetap. Selama tidak ada langkah taktis, BPBD akan sibuk kirim air. Apa mau seperti itu terus,” tegasnya.”(fid/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)