Neutron Yogyakarta

46 Perpustakaan Sekolah di Purworejo Telah Terakreditasi

46 Perpustakaan Sekolah di Purworejo Telah Terakreditasi
Suasana Perpustakaan Sekolah SMPN 21 Purworejo yang dapatkan akreditasi A dari Perpustakaan Nasional pada 2022.SMP N 21 PURWOREJO UNTUK RADAR PURWOREJO

RADAR MAGELANG – Sebanyak 46 perpustakaan sekolah di Kabupaten Purworejo telah terakreditasi. Yakni, terdiri dari SMP dan SMA di Kabupaten Purworejo. Kabid Perpustakaan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dinpusip) Purworejo Aspiyatun menyampaikan, di 2022 ada sebanyak sepuluh perpustakaan sekolah yang terakreditasi. Tahun ini, pihaknya kembali mengajukan sepuluh perpustakaan sekolah ke perpustakaan nasional untuk diakreditasi.

Dijelaskan, prosesnya untuk mendapatkan akreditasi, diawali pengiriman instrumen terlebih dahulu ke semua sekolah. “Setelah mereka mengirimkan kembali instrumen tersebut artinya mereka siap untuk kami bina dan diajukan ke pusat,” katanya.

Setiap tahun, Dinpusip Purworejo mengajukan minimal 10 perpustakaan sekolah ke pusat untuk di akreditasi. Nantinya, asesor dari Perpustakaan Nasional akan datang langsung ke sekolah yang bersangkutan untuk menilai. “Sekitar satu sampai riga bulan akan keluar nilainya,” lanjut dia.

Aspiyatun, menyampaikan tugas dari Dinpusip Purworejo yaitu membina sekolah-sekolah agar mau untuk ikut akreditasi. Dengan mengikuti akreditasi perpustakaan, setiap perpustakaan sekolah mengetahui kualitas perpustakaan yang belum pas sehingga dapat diperbaiki sesuai dengan standar perpustakaan sekolah yang layak dan nyaman.

Sejumlah hal yan dinilai meliputi layanan, jumlah koleksi buku, SDM, manajemen perpustakaan, gedung dan sarana prasarana, dan sebagainya. Setelah itu, Perpustakaan Nasional akan memberikan nilai A, amat baik; B, baik dan C, cukup sesuai dengan kondisi dan apa yang ada di perpustakaan sekolah yang dinilai.

Perpustakaan sekolah yang terakreditasi di 2022 antara lain SMP N 21 Purworejo, SMP N 5 Purworejo, SMP N 20 Purworejo, SMP N 22 Purworejo, SMP N 37 Purworejo, SMP N 17 Purworejo, SMP N 31 Purworejo, SMP N 16 Purworejo, SMP N 12 Purworejo, dan SMP N 28 Purworejo. “Akreditasi di 2022 lalu yang mendapatkan A adalah SMP N 21 Purworejo, SMP N 5 dan SMP N 20 Purworejo mendapatkan B, yang lain C semua,” sebut dia.

Dia berharap, ke depan semakin banyak sekolah di Kabupaten Purworejo yang mau untuk di akreditasi. Dengan begitu, pelayanan hingga sarana prasarana di perpustakaan sekolah dapat memenuhi standar kelayakan. “Kami juga melayani akreditasi SMA sederajat, tetapi karena SMA adalah provinsi jadi harus ada MoU terlebih dahulu,” tandas dia. (han/bah)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)