Neutron Yogyakarta

Libatkan Kades Jual Hasil Budidaya Udang

Libatkan Kades Jual Hasil Budidaya Udang
PANEN : Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono didampingi Bupati Kebumen Arif Sugiyanto panen udang vaname di kawasan BUBK. (PROKOPIM KEBUMEN UNTUK RADAR KEBUMEN)

RADAR MAGELANG – Bupati Kebumen Arif Sugiyanto berencana melibatkan kepala desa (kades) untuk memasarkan hasil budidaya udang berbasis kawasan (BUBK). Peran kades dinilai cukup strategis dalam mendukung potensi hasil perikanan di wilayah pesisir selatan Kebumen. “Nanti kades itu diberi ruang treading (jual-beli) udang. Jadi bukan gratis,” jelas Arif, Selasa (4/7/23).

Arif pun kini sedang intens menjalin komunikasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Komunikasi ini menyangkut pembahasan rumusan bentuk kerjasama yang bakal ditempuh. “Komunikasi saya dengan Pak Menteri diberikan slot untuk menjual udangnya. Kurang lebih satu kades, (dijatah) satu ton,” ungkapnya.

Menurutnya, keberadaan BUBK di Kecamatan Petanahan itu memiliki potensi pendapatan cukup besar. Pemerintah desa maupun masyarakat bisa merasakan dampak positif atas keberadaan BUBK. “Lokasi tambak diatas aset daerah. Bisa sampai Rp 7 miliar dari objek retribusi maupun pajak,” ujarnya.

BUBK di Kebumen merupakan proyek strategis yang dikelola langsung KKP. Proyek dengan anggaran APBN senilai Rp 175 miliar itu rencananya menjadi percontohan tambak udang nasional. Kawasan BUBK sendiri berisi 149 petak tambak. Dilengkapi infrastruktur pendukung seperti water intake, tandon, petak pemeliharaan dan IPAL.

Selain itu tersedia juga laboratorium, gudang pakan, gudang produksi, bangunan pasca panen, rumah genset hingga rumah jaga tambak. Semua tersaji lengkap dengan harapan adanya BUBK mampu menambal produksi udang nasional. Adapun target produksi udang nasional mencapai 2 juta ton pada 2024 mendatang.

Sementara itu, Bendahara Paguyuban Kades Reksa Praja Kebumen Imdadurokhman menyambut baik rencana kerja sama pemasaran udang dengan pihak pemerintah desa. Asalkan bentuk kerjasama jelas dan berkesinambungan. Intinya yang berorientasi terhadap kesejahteraan masyarakat desa. “Ketika prodak itu dijual potensi dan saling menguntungkan tidak masalah. Tinggal kerjasama mau bagaimana,” kata Imdad yang juga Kades Logede.

Menurutnya, lembaga desa yang paling tepat untuk membuka kerjasama adalah BUMDes. Sebab, lembaga ini tujuannya jelas, yakni memperkuat ketahanan ekonomi desa. Dia juga berharap adanya bentuk kerjasama tidak memiliki unsur paksaan. “Ketika tawaran itu menarik, pasti banyak menerima. Saya yakin Pak Bupati punya plan atau MoU terbaik dalam kerjasama,” terangnya. (fid/bah)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version