RADAR MAGELANG – Bupati Kebumen Arif Sugiyanto meminta petani untuk mengolah hasil panen di sentra pengolahan beras modern atau Rice Milling Unit (RMU) Kutowinangun. Menurutnya, peralatan di RMU sangat mendukung produksi hasil panen petani.
RMU Kutowinangun, kata Arif, terbuka untuk menerima pengolahan gabah petani. Perhitungan ongkos produksi juga lebih efisien dari pada diolah secara konvensional. “Di sana alatnya sudah modern. Gabah baru dipanen bisa langsung dikeringkan, tidak harus dijemur,” ujarnya kemarin (4/7).
Arif menyebut, keberadaan RMU di Kutowinangun menjadi tanda kemajuan sektor pertanian di Kebumen. Dengan harapan, adanya RMU juga memberikan dampak positif bagi petani. “Padi yang baru dipanen bisa dibawa ke RMU Kutowinangun, untuk dikeringkan sekaligus digiling,” ungkapnya.
Arif bersyukur Kebupaten Kebumen selalu mengalami surplus beras. Capaian ini tidak terlepas dari pola pertanian yang semakin maju. Keberadaan alat mesin pertanian modern menurutnya memiliki pengaruh besar terhadap kondisi pertanian di Kebumen.
Dia menambahkan, dalam waktu dekat pemerintah daerah juga bakal menggandeng BUMD, terkait optimalisasi hasil pertanian di Kebumen. “Dengan adanya corporate farming bekerja sama dengan BUMD Aneka Usaha Kebumen Jaya, gabah kering di MT 1 dijual sekitar Rp 4.800 per kilogram. Atau di MT 2 ini minimal meningkat menjadi Rp 5.300 per kilogram,” bebernya.
Sejak resmi beroperasi pada 2021, sentra pengolahan beras ini sudah mampu menghasilkan kualitas beras premium. Dalam sehari, kapasitas RMU Kutowinangun mampu menyerap gabah mencapai 20 ton. Atau sekitar 10 ribu ton gabah petani dalam satu tahun kerja. “Kami punya dua unit dryer dan rice milling unit. Per unit bisa menyerap 15-20 ton gabah,” jelas Direktur RMU Kutowinangun Arif Prapsedi.
Dia menjelaskan, RMU Kutowinangun menyerap dua jenis gabah. Yakni gabah basah dan kering giling. Dari gabah itu, selanjutnya diklasifikasi dengan memperhatikan tingkat keutuhan beras mencapai 95 persen. Kemudian melihat kandungan kadar air maksimal 14 persen. “Parameter ini menjadi dasar supaya hasil pengolahan bisa disimpan dalam jangka waktu relatif lama,” jelasnya.
Disebutkan, keberadaan RMU di Kebumen merupakan buah hasil kerja sama dua BUMN besar. Di dalamnya terdapat konfigurasi peralatan pengolahan padi modern. Selain itu didukung pengelolaan menejemen secara profesional. “Banyak komponen yang mempengaruhi. Bagaimana kami mengutamakan kualitas mutu,” katanya. (fid/eno)