Neutron Yogyakarta

Dinsosdaldukkb Dorong Kades Ikut Tangani Stunting dengan DD

Dinsosdaldukkb Dorong Kades Ikut Tangani Stunting dengan DD
Kepala Dinsosdaldukkb Purworejo Jainudin.JIHAN ARON VAHERA/RADAR PURWOREJO

RADAR MAGELANG – Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsosdaldukkb) Purworejo mendorong para kepala desa (kades) agar dapat mengalokasikan dana desa (DD) untuk penanganan stunting.

Kepala Dinsosdaldukkb Purworejo Jainudin menyebutkan, upaya penggunaan DD bisa diwujudkan melalui pemberian makanan tambahan (PMT). “Terkait dengan itu, justru yang lebih efektif dan langsung kena ke sasaran adalah DD. Sehingga, teman-teman kades terutama dengan kasus stunting banyak kami harap menjadikan percepatan penurunan stunting ini menjadi prioritas di desa masing-masing,” ujarnya Minggu (9/7/23).

Kuncinya, kata Jainudin, yaitu para kades memegang data jumlah angka stunting di desanya. Dari situ, para kades memilki pemilihan data, jumlah yang miskin dan yang tidak miskin. “Yang miskin ini yang perlu di-support dengan PMT dan yang tidak miskin bisa didorong dengan motivasi pola asuhnya yang baik. Salah satunya bekerja sama dengan dinas kesehatan dalam hal ini puskesmas,” bebernya.

Para kades, juga harus memaksimalkan ahli gizi di setiap puskesmas. Untuk berkonsultasi terkait pemenuhan gizi anak-anak di setiap wilayah.
Jainudin menyebut, jumlah stunting di Kabupaten Purworejo di 2023 per 8 Mei lalu berjumlah 4.418 anak. Yakni, 13 persen dari 33.976 balita yang diukur dan ditimbang. Data tersebut menurut E-PPGBM (elektronik – pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat) yaitu pengukuran penimbangan serentak setahun empat kali kepada balita dan batita. Terbanyak ada di wilayah yang angka kemiskinannya cukup tinggi seperti Kecamatan Bruno, Pituruh, dan Bener. “Untuk itu, usia dua tahun pertama anak harus dipacu dengan gizi baik, seperti pemberian asi eksklusif di enam bulan pertama hingga MPASI yang lengkap gizi,” tegasnya.

Dijelaskan, stunting adalah gagal tumbuh kembang, yaitu tumbuh dari segi badan dan kembang dari segi psikologi. Anak stunting terjadi karena 1.000 hari pertama nutrisi tidak terpenuhi dengan baik sehingga perkembangan otaknya tidak maksimal.

“Anak stunting, kecerdasannya akan berpotensi di bawah rata-rata anak yang tidak stunting. Kemudian, dari sisi daya tahan fisik lebih rendah dari anak yang tidak stunting, sehingga mudah terkena penyakit,” tandas Jainudin. (han/eno)

Lainnya