Neutron Yogyakarta

Bela Negara, 120 Umat Buddha Dilatih Kemiliteran

Bela Negara, 120 Umat Buddha Dilatih Kemiliteran
TEMU GENERASI: Para umat Buddha Niciren Syosyu Indonesia (NSI) mengikuti Temu Generasi Muda (TGM) ke-33 di Magelang dan Solo pada 12-18 Juli.Naila Nihayah/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Sebanyak 120 umat Parisadha Buddha Darma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) dari berbagai daerah mengikuti Temu Generasi Muda (TGM) di Magelang dan Solo pada 12-18 Juli. Dengan mengusung tema ‘Unggul Berintegritas, Arif, dan Bijaksana Berkarya Luas’ ini dibalut dengan konsep bela negara. Di antaranya materi kemiliteran.

Ketua Umum Parisadha Buddha Darma NSI Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja mengatakan, TGM ini rutin digelar saban tahun. Lokasinya berbeda di mana umat NSI berada. Namun, sempat tertunda tiga tahun akibat pandemi. Kali ini, bertempat di Borobudur karena bertepatan dengan ditetapkannya Candi Borobudur sebagai destinasi wisata keagamaan Buddha sedunia.

Dia mengatakan, NSI juga turut memberikan respon positif terhadap kebijakan pemerintah tersebut. “Selain itu, kami ingin memberi masukan kepada generasi muda kita supaya bisa memahami historis maupun spirit dari bangsa ini. Termasuk candi ini,” terangnya di Taman Aksobya, kompleks Candi Borobudur, Kamis (13/7/23).

Baca Juga: Dibatasi untuk 4.500 Umat Buddha

Setelah kegiatan di kompleks Candi Borobudur selesai, para peserta akan mengikuti bela negara di Rindam IV Diponegoro. Mereka akan dilatih kemiliteran. Setelah itu, akan ada pemateri dari Ignasius Jonan, mantan Menteri Perhubungan. Lalu, ke Solo. “Kami menilai, beliau berhasil melakukan sebuah reformasi kepada perkeretaapian kita,” sambungnya.

Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, Dirjen Bimas Buddha, Kemenag RI Nyoman Suriadarma mengapresiasi NSI yang konsisten untuk menggelar TGM setiap tahun sekali. Mereka berupaya agar anak-anak muda turut serta berkiprah positif dan semangat membangun negeri.

Dia mengatakan, para peserta juga mendapat pembinaan karakter, mental, dan kebangsaan dari TNI. Upaya tersebut dinilai baik dan merupakan suatu bekal untuk anak-anak. “Apalagi sekarang ini kita akan memasuki bonus demografi,” bebernya.

Baca Juga: Umat Buddha Tak Masalah Antre Naik

Untuk itu, pertemuan ini memiliki makna yang tidak sederhana. Karena nantinya mereka akan dibekali berbagai ilmu pengetahuan. Selain itu, TGM ini memberi makna bahwa keberadaan mereka diberi ruang yang sama oleh NSI. Ketika diberikan ruang gerak yang sama, potensi mereka akan bangkit dan tumbuh. Menurutnya, kegiatan ini menarik.

Terlebih, diselenggarakan di Candi Borobudur. “Mungkin tahun depan ada alternatif baru lagi karena kita punya banyak candi. Itu memberikan kontribusi ternyata leluhur kita mempunyai semangat luar biasa,” urainya.

Suriadarma juga berpesan kepada para peserta, dimanapun beraktivitas, semaksimal mungkin menjadikan agama sebagai inspirasi untuk berbuat banyak hal. Dari berbagai segmentasi. “Pemuda buddhis harus bisa membangun semangat diri dan kepercayaan diri yang utuh di tengah pergaulan masyatakat luas,” imbuhnya. (aya/pra)

Lainnya