RADAR MAGELANG – Petugas gabungan berhasil menertibkan empat juru parkir (jukir) liar di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta, Kamis (13/7/23). Para jukir tersebut terjaring operasi terpadu yang dilakukan Disperkimhub, Polres dan Satpol PP Kebumen. Warga masyarakan mengaku kesulitan membedakan antara jukir resmi dan liar.
Kepala Bidang Transportasi dan Pengembangan Moda Disperkimhub Kebumen Budiono menyebutkan, dari empat juru parkir itu dua di antaranya kedapatan tidak mengantongi surat tugas. Dua lainnya dilengkapi surat tugas, namun tidak sesuai titik wilayah parkir. “Kami amankan dan didata. Setelah itu ada BAP,” jelasnya.
Budiono mengatakan, aktivitas liar sangat meresahkan dan merugikan masyarakat. Selain itu, keberadaan jukir liar juga berdampak terhadap kebocoran pendapatan daerah dari sektor parkir. “Tetap ada sanksi bagi pelanggar Perda, bisa dikenakan pasal Tipiring atau tindak pidana ringan,” ucapnya.
Selain menertibkan jukir liar, lanjut Budiono, operasi terpadu ini juga menyasar para pelanggar lalu lintas dan pelanggar parkir yang tidak pada tempatnya. Operasi ini rencananya akan digelar secara berkala, dengan harapan dapat menciptakan kenyamanan bersama. “Sementara kami fokus di Jalan Soekarno-Hatta, kalau sudah beres beralih jalan koridor lain,” ungkapnya.
Budiono mengimbau, agar masyarakat memarkirkan kendaraan pada tempat yang disediakan. Dia menyebut, khusus di wilayah kota sudah tersedia kantong parkir di lima titik. Masing-masing tersebar di lokasi yang cukup representatif.
Terpisah, seorang warga Sindi Anjani 33, mengaku tidak dapat membedakan antara jukir liar dengan yang sudah terdaftar alias legal. Selama ini ia selalu membayar retribusi parkir, tanpa memperhatikan legalitas jukir. “Tau cuma bayar, karena merasa pakai tempat parkir. Soal resmi atau tidak saya bingung bedakan. Lah dia (jukir) rata-rata semua pakai rompi sama pegang sempritan,” ungkapnya.
Ia pun meminta, agar jukir memiliki tugas dan tanggungjawab penuh setiap ada masyarakat yang memarkirkan kendaran. Sebab, seringkali jukir abai terhadap hal tersebut. “Boro-boro ikut bantu keluarin motor atau jagain pas mau parkir keluar. Kadang cuma ambil uang terus pergi. Saya alami tidak sekali, dua kali,” ujarnya. (fid/pra)