Neutron Yogyakarta

Tiga Desa Komitmen Rawat Pluralisme

Tiga Desa Komitmen Rawat Pluralisme
PENCANANGAN : Perwakilan masing-masing desa menerima surat penetapan keputusan terkait pencanangan kampung moderasi beragama.(M Hafied/Radar Kebumen)

RADAR MAGELANG – Tiga desa di Kabupaten Kebumen secara resmi dicanangkan sebagai percontohan kampung moderasi beragama. Program inisiasi dari Kemenag Kebumen ini bakal menekankan tentang pentingnya merawat keberagaman atau pluralisme ditengah masyarakat.

Ketiga desa itu yakni Desa Gebangsari, Kecamatan Klirong, Desa Sikayu, Kecamatan Buayan dan Desa Kebumen, Kecamatan Kebumen. Kehadiran kampung moderasi beragama ini diharapkan menjadi tonggak harmonisasi, untuk saling menghargai antar pemeluk agama. “Keberagaman suatu kekayaan dan potret pluralisme yang tidak ternilai. Ini harus kita jaga bersama,” jelas Kepala Kantor Kemenag Kebumen Sukarno, saat mencanangkan kampung moderasi beragama di Pendopo Kecamatan Kebumen, Kamis (13/7).

Sukarno menjelaskan, ketiga desa tersebut sudah melalui tahapan verifikasi dan validasi, sebelum dicanangkan sebagai kampung moderasi beragama. Masing-masing desa dianggap telah mencukupi kreteria yang ditentukan.
Antara lain dalam satu desa itu terdapat lebih dari tiga agama. Lalu, telah melakukan pembinaan atau penguatan perihal moderasi beragama, minimal 20 persen dari jumlah penduduk. Selain itu, memiliki sekretariat dan mendapat dukungan dari pemerintah desa setempat. “Tentu akan kami tindak lanjuti ke desa ini. Karena baru percontohan. Sejauh mana keberlangsungan, akan ada evaluasi,” katanya.

Sukarno menyebut, ketiga desa di Kebumen ini, merupakan bagian dari seribu desa atau kelurahan lain yang akan dicanangkan secara nasional oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada akhir Juli mendatang. “Serentak besok akan ditetapkan. Kami optimis dari program ini akan mempererat kerukunan antar pemeluk agama di Kebumen,” ujarnya.

Menurut Sukarno, terdapat begitu banyak tantangan dalam merawat keberagaman. Seperti munculnya fahan ekstrimisme. Kemudian berkembangnya perilaku yang memaksa kehendak dengan mengedepankan kebenaran subyektif. Terakhir, ancaman nyata adalah pengaruh dari munculnya konflik geopolitik. “Kalau tidak diimbangi akan berbahaya bagi keberlangsungan bangsa. Maka kami harap, forum komunikasi umat beragama (FKUB) itu ada sampai tingkat desa, bila perlu RT. Untuk memastikan pemahaman dan praktik dalam nilai agama,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua FKUB Kelurahan Kebumen Muhtar Hanafi menyampaikan, menghormati antar pemeluk agama sangat penting dalam konteks pembangunan. Karena itu, dia sepakat hadirnya pencanangan kampung moderasi beragama. Menurutnya, hal ini menjadi modal besar untuk hidup berdampingan. “Memang warganya saling memahami. Bahkan setiap hari besar keagamaan itu saling berkunjung. Sekarang ada program baru ini kami harapkan bisa semakin rukun,” ungkapnya. (fid/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)