RADAR MAGELANG – Warga Winong Lor, Gebang, Purworejo Misdiyono, 45, berhasil menjual produk kerajinan bambunya hingga pasar luar negeri. Seperti Jerman, China, hingga Denmark. “Kami jual melalui pihak ketiga. Beberapa waktu lalu kami ekspor bakset (keranjang) laundry ke Jerman lewat Bank Indonesia,” ungkap Misdiyono.
Kerajinan di bawah nama Trifa Unicraft saat ini meliputi peralatan makan dan rumah tangga. Seperti basket laundry, wadah tisu, rantang, tudung saji, tempat kue, toples bambu, hingga saringan kopi. Selain itu, juga membuat aneka lampion dengan berbagai bentuk, serta tas belanja.
“Kami mulai usaha ini sejak 2018, awalnya binaan dari DKUKMP (Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan) Purworejo,” ujarnya.
Selain menyasar pasar internasional, produk kerajinan ini juga dipasarkan di Purworejo, Jogja, Bandung, dan Kalimantan. Barang-barang yang dijual, dipatok dengan harga kisaran Rp 7 ribu hingga Rp 150 ribu. Sesuai dengan ukuran dan kerumitan barang. “Apalagi buatnya manual, kalau kecil ya biasanya sebulan bisa 600 buah,” tuturnya.
Baca Juga: Anyaman Agel Tembus Pasar Luar Negeri
Menurutnya, yang saat ini masih menjadi kendala adalah cuaca dan perawatan produk. Sebab saat hujan dan udara menjadi lembab, produk akan mudah berjamur.
Sedangkan untuk bahan baku, dikatakan masih melimbah. Terlebih di wilayah Gebang, Loano, dan Bener. “Kamu juga memberdayakan masyarakat karena banyak perajin besek dan kepang (tikar anyaman bambu),” ungkapnya. (han/eno)