Neutron Yogyakarta

Pilih Sekolah Swasta ketimbang Negeri

Pilih Sekolah Swasta ketimbang Negeri
SIAPKAN BERKAS: Para siswa lulusan SMP mulai mendaftarkan diri ke sekolah tujuannya. Seperti yang terlihat di SMA Negeri 2 Magelang.Naila Nihayah/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Pada masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2023/2024, tidak semua sekolah di Kota Magelang memenuhi daya tampung yang ditetapkan. Salah satu alasannya karena banyak orang tua yang memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta.

Untuk kuota SMP, baik negeri maupun swasta telah terpenuhi. Hanya saja, masih ada sebanyak 29 SD negeri di Kota Magelang yang belum memenuhi batas ideal, yakni 28 siswa. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang Imam Baihaqi mengatakan, ada beberapa faktor yang memengaruhi kurangnya daya tampung tersebut. Seperti faktor zonasi. Dulunya,  masyarakat Kabupaten Magelang bisa mendaftarkan anaknya bersekolah di Kota Magelang. Karena bisa menambah satu poin untuk masuk ke SMP maupun SMA di Kota Magelang.

Sekarang, penambahan poin tersebut sudah tidak berlaku. Mengingat regulasi yang diterapkan sudah berbeda. “Sekarang nggak ada, jadi tidak ada daya tariknya. Kalau dulu sekolah di kota dapat poin untuk masuk SMP. Jadi, minat ke SD kota menjadi kurang karena zonasi itu,” ujarnya kepada Radar Jogja, Minggu (16/7/23).

Baca Juga: Masih Temukan Kasus Numpang KK di PPDB 2023

Iman menyebut, dalam satu rombongan belajar (rombel) SD, minimal ada 20 siswa dan batas idealnya 28 siswa. Untuk SMP, satu rombel idealnya 32 siswa. Sekolah yang belum memenuhi batas ideal siswa, memang diperbolehkan membuka pendaftaran hingga sebelum tahun ajaran baru dimulai.

Tapi, hingga kini, belum semua sekolah memasukkan data jumlah siswa terbaru. Karena jumlah siswa yang masuk ke sekolah tersebut, dapat berpengaruh terhadap dana operasional. Jika memang dalam satu sekolah jumlah siswanya kurang dari 60, barulah akan dilakukan re-grouping.

Kasubbag Program, Disdikbud Kota Magelang Andi Hari Purwanto menuturkan, ada 29 SD negeri yang belum memenuhi daya tampung ideal. Disdikbud pun memberi kesempatan tiap sekolah untuk menerima calon peserta didik secara offline hingga 31 Agustus 2023. Atau sampai batas akhir sinkronisasi data pokok pendidikan (Dapodik) semester I tahun ajaran 2023/2024.

Baca Juga: Piagam Prestasi Ditolak, Ortu Lakukan Protes, PPDB Tingkat SMP Diwarnai Keluhan Wali Murid

Sebanyak 29 SD negeri itu, kata dia, tidak memenuhi jumlah minimum siswa yang ditetapkan dalam satu rombel, yakni 20 anak. “Kalau SMP negeri alhamdulillah penuh (kuota 32 siswa dalam satu rombel). Oleh karena itu, mereka (SD) sampai saat ini masih bisa menerima siswa selagi belum penuh,” jelasnya.

Sehingga jumlah siswa di masing-masing sekolah dapat berubah dan dimanis hingga cut-off dapodik pada 31 Agustus 2023. Saat ini, jumlah SD negeri di Kota Magelang sebanyak 59 sekolah. Sedangkan SMP negeri ada 13 sekolah. Data tersebut belum termasuk SD maupun SMP swasta.

Menurutnya, banyak SD negeri yang kekurangan siswa karena orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah swasta. Selain lebih mengutamakan pendidikan karakter, juga berbasis agama. Apalagi saat pandemi, sebagian besar orang tua merasa karakter anaknya mulai menurun. Ditambah kurangnya pengawasan orang tua.

Baca Juga: PPDB SMP Diwarnai Aksi Protes Wali Murid

Untuk itu, kata Andi, disdikbud terus berupaya meningkatkan kompetensi para guru di sekolah negeri. Seluruh sekolah negeri kini menerapkan Kurikulum Merdeka dengan proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) sebagai media penguatan karakter anak. “Waktu pandemi, karakter siswa menurun tajam. Sehingga program ini dirasa penting untuk menguatkan karakter siswa,” katanya. (aya/pra)

Lainnya

Exit mobile version