Neutron Yogyakarta

Candi Lumbung Pindah Tempat Kontrakan

Candi Lumbung Pindah Tempat Kontrakan
BAKAL PINDAH: Para pekerja tampak mempersiapkan diri untuk pemindahan Candi Lumbung di Krogowanan, Sawangan. Perancah pun dipasang agar memudahkan pengambilan batu candi.

RADAR MAGELANG – Candi Lumbung yang kini terletak di Dusun Tlatar, Krogowanan, Sawangan bakal dipindah. Sebab status lahan yang saat ini ditempati adalah kontrak sejak 2011. Nantinya, Candi Lumbung akan kembali ke lokasi semula yang terletak di Desa Sengi, Dukun.

Proses pemindahan candi tersebut sudah dilakukan sejak satu minggu yang lalu. Perancah dari balok kayu sudah terpasang di tiap sudut candi. Perancah itu berfungsi untuk menurunkan batu candi. Setelah selesai, barulah diangkut menggunakan truk menuju lokasi pemindahan di Desa Sengi.

Juru Pelihara Kompleks Candi Sengi Jumat menuturkan, di kompleks tersebut ada tiga candi, yakni Candi Asu, Pendem, dan Lumbung. Tapi, karena ada aliran sungai baru yang memutuskan antara ketiga candi itu, membuat Candi Lumbung terpisah dan masuk ke Desa Krogowanan, Sawangan.

Candi Lumbung yang lokasinya terletak tepat di atas tebing aliran Sungai Apu, terancam longsor karena dampak aliran banjir lahar dingin letusan Gunung Merapi 2010. Sebagai tindak lanjut, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah melakukan tindakan penyelamatan Candi Lumbung dengan memindahkan bangunan candi secara temporer ke tempat yang lebih aman. “Itu (pemindahan) sudah hampir 12 tahun. Kira-kira Juli 2011. Karena di sana masih ngontrak, tahun ini dipindah ke tanah kas Desa Sengi di dekat Candi Asu. Kemungkinan tetap di sana,” ujarnya kepada Radar Jogja, Senin (17/7).

Secara arsitektural, Candi Lumbung memiliki latar belakang agama Hindu dan dibangun sekitar 880 Masehi atau abad IX. Candi ini sebetulnya tidak menunjukkan kekhasan tertentu. Akan tetapi, jika dilihat dari sumber prasasti, tampak bahwa Candi Lumbung kemungkinan merupakan pendharmaan bagi Bhatara di Salingsingan.

Hal itu ditunjukkan melalui jenis persembahan. Khususnya berupa payung mas yang diberikan oleh Rakai Kayuwangi. Berdasarkan hal tersebut, dapat diasumsikan bahwa Bhatara di Silingsingan adalah tokoh yang penting.

Candi Lumbung ini memiliki bentuk bujur sangkar terdiri atas bagian batur, kaki candi, dan tubuh candi. Pada kaki candi, dipahatkan hiasan yang menggambarkan sulur-suluran tumbuhan.

Selain itu, terdapat makara berkepala ikan yang di dalam mulutnya terdapat pahatan burung di pipi tangga. Candi ini juga memiliki pahatan batu berbentuk kubus. Di sisi depannya terdapat ukiran seperti bentuk pilar dan diukir sulur-suluran yang terletak di bawah makara.

Dia menyebut, tanah sementara yang kini ditempati Candi Lumbung merupakan milik perorangan dengan luas 25 meter x 27 meter. Terlebih, pemilik tanah enggan melepaskan tanahnya untuk dibeli oleh pemerintah sebagai lokasi permanen Candi Lumbung.

Selain karena masih ngontrak, masyarakat Desa Sengi juga menginginkan agar Candi Lumbung dikembalikan ke lokasi asal. Pemerintah pun merasa jika status lahan itu ngontrak, terkesan kurang pas. “Untuk lokasi nanti, akan lebih luas dibanding lokasi sekarang. Karena kemungkinan ada pengembangan dari pemerintah desa,” sebut Jumat.

Rumah baru ini, lanjut dia, lebih aman dari ancaman banjir lahar hujan Gunung Merapi. Rencana pemindahan Candi Lumbung ini sudah ada sejak 2022 lalu. Setelah melalui pembahasan dan rekomendasi dari beberapa pihak, akhirnya terlaksana pada Juli 2023 ini. Adapun proses pemindahannya akan membutuhkan waktu lama. Targetnya, akan selesai pada akhir 2023.

Dia menyebut, pemindahan candi ini dilakukan dari struktur paling atas. Kemudian, barulah diangkut menuju lokasi baru di Desa Sengi. “Ini (pemindahan) dibantu 16 orang. Tapi, nanti waktu pemasangan kembali, kemungkinan akan bertambah,” imbuhnya. (aya/pra)

Lainnya