Neutron Yogyakarta

Dulsomad Bisa Tinggal di Rumah Layak Huni

Dulsomad Bisa Tinggal di Rumah Layak Huni
MEMPRIHATINKAN : Dulsomad, 63, warga Desa Rantewringin, Kecamatan Buluspesantren tinggal di sebuah gubuk tak layak huni. Dalam waktu dekat pemdes setempat akan merehab gubuk tersebut. (M HAFIED/RADAR KEBUMEN)

RADAR MAGELANG – Dulsomad, 63, warga Desa Rantewringin, Kecamatan Buluspesantren akhirnya bisa bernafas lega. Dia bakal menempati rumah layak huni dalam waktu dekat. Ini setelah dirinya mendapat perhatian berupa bantuan bedah rumah.

Bantuan tersebut datang dari pemerintah desa setempat. Selain itu ada juga dukungan anggaran dari para donatur. Rumah baru Dulsomad akan dibangun tak jauh dari gubuk yang sudah lima tahun dia ditempati. “Kami alokasikan bedah rumah untuk Pak Dulsomad. Dalam waktu dekat realisasi,” jelas Kepala Desa Rantewringin Sri Norma Cherani, kemarin (18/7).

Sri mengatakan, tawaran bedah rumah untuk Dulsomad sebenarnya sudah cukup lama. Namun program tersebut urung terealisasi sebab yang bersangkutan menolak. Dengan alasan tetap mempertahankan sisa bangunan rumahnya yang tergerus longsor. “Dari 2020 kami tidak tinggal diam. Seingat saya bahkan sudah ganti camat tiga kali, beliau ngotot tidak mau. Dibujuk pakai cara apapun kurang berkenan,” ungkapnya.

Ia bersyukur, setelah diberi pengertian dari berbagai pihak, warganya itu akhirnya berkenan dibuatkan rumah berukuran sekitar 4×6 meter. Bedah rumah Dulsomad rencananya akan menggunakan alokasi dana desa serta donatur dari Paguyuban Sedulur Kebumen. “Barengan bedah rumah Pak Dulsomad itu ada tiga. Masing-masing dapat Rp 8 juta. Ditambah donasi dari luar,” ungkapnya.

Sementara itu, Sesepuh Paguyuban Sedulur Kebumen Sugeng Budiawan menyampaikan, dia bersama rekan lain akan membantu biaya rehab rumah Dulsomad dari donasi. Sugeng menyebut, donasi tersebut berasal dari dari berbagai kalangan mulai pejabat, pengusaha hingga pekerja. “Biaya rehab segera diserahkan ke desa. Soalnya kemarin mau diserahkan bareng bupati  itu masih sibuk mantu. Tapi prinsipnya sudah terkumpul satu rekening,” ungkapnya.

Beberapa waktu lalu koran ini sempat mengulik kisah memilukan Dulsomad. Dalam berita sebelumnya dijelaskan potret kemiskinan pria berperawakan kecil tersebut. Dulsomad memutuskan bertahan hidup di gubuk reyot, bak sebuah kandang.

Pantauan di lokasi, gubuk itu hanya berukuran sekitar 2×4 meter. Nyaris tak mencukupi untuk menampung lebih dari satu orang. Atap dan temboknya hanya berbalut spanduk bekas. Tanpa dilengkapi dapur maupun kamar mandi. (fid/bah)

Lainnya