Neutron Yogyakarta

Gelar Arak-arakan hingga Ganti Kelambu Tiga Makam

Gelar Arak-arakan hingga Ganti Kelambu Tiga Makam
KIRAB: Anak-anak tampak mengenakan baju kesenian untuk ikut arak-arak di kawasan Kebun Raya Gunung Tidar. Dua ogoh-ogoh pun turut meramaikannya.Naila Nihayah/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Untuk memperingati malam satu Muharram atau Suro di Kebun Raya Gunung Tidar, masyarakat setempat menggelar sejumlah kegiatan. Rangkaian peringatan ini dimulai dari pagi dengan melakukan arak-arakan kesenian dan ogoh-ogoh. Kemudian, disusul dengan pagelaran seni budaya hingga sore hari.

Lalu, pada malam harinya, barulah digelar kirab tumpeng dan gunungan menuju puncak Gunung Tidar. Kemudian, ada ritual adat yang merupakan rutinitas tahunan dengan mengganti kelambu yang menyelimuti tiga makam. Yakni makam Syekh Subakir, Kiai Sepanjang, dan Ismoyo Jati atau Mbah Semar.

Setelah selesai, gunungan tersebut diperebutkan oleh masyarakat di puncak Gunung Tidar. Kemudian, dilanjutkan dengan pentas seni dan pagelaran wayang kulit. “Kegiatan ini diinisiasi oleh masyarakat. Ada banyak pengisi acara dimulai sejak pagi hingga malam,” ujar Kepala UPT Kebun Raya Gunung Tidar Yhan Noercahyo Wibowo, Selasa (18/7/23).

Baca Juga: Polres Bantul Imbau Tak Konvoi di Malam 1 Suro, Kerahkan Ratusan Personel

Adapun pertunjukan wayang kulit tersebut dengan lakon Semar Mbangun Khayangan. Rangkaian peringatan ini, kata dia, sebagai ungkapan rasa syukur dari masyarakat kawasan penyangga terhadap Gunung Tidar. Yang mana telah memberikan dampak ekonomi secara luas kepada masyarakat setempat. Di samping itu, juga berdampak pada kunjungan di Gunung Tidar.

Inisiator Garebek Suro dan Bhakti Alam Gunung Tidar 2023 Agung Nugroho menuturkan, tahun ini merupakan tahun kedua kegiatan tersebut digelar oleh keluarga juru kunci Gunung Tidar dengan melibatkan masyarakat sekitar. Termasuk menggandeng kelompok maupun komunitas kesenian Kota Magelang.

Kegiatan ini, kata dia, diadakan secara swadaya atau mandiri oleh keluarga besar abdi Gunung Tidar. Rangkaian kegiatan ini digelar secara terbuka untuk umum. Baik masyarakat sekitar maupun pengunjung Gunung Tidar dari berbagai daerah. Tujuannya sebagai sarana pelestarian nilai kearifan lokal dan menjadi bagian dari tradisi masyarakat.

Baca Juga: Momentum 1 Suro Sedot Enam Ribu Wisatawan

Dia menyebut, ada 18 tumpeng, sesaji hasil bumi, dan gunungan produk UMKM Kota Magelang. Kemudian, diarak mengelilingi wilayah Kelurahan Magersari. Mulai dari pelataran Kebun Raya Gunung Tidar, menuju Jalan Ikhlas, Jalan Kahendran, dan kembali ke pelataran. Kemudian malam hari, dilaksanakan ritual adat dan dilanjutkan kirab sesaji dari pelataran menuju puncak Gunung Tidar.

Harapannya, bisa menjadi daya tarik potensi wisata budaya dan spiritual Gunung Tidar. Di sisi lain, melalui kegiatan ini, dia berharap kepada pemerintah daerah agar pembangunan dan penataan segala sesuatu di Gunung Tidar dilaksanakan seimbang. “Antara aspek komersial, nilai spiritual, dan budayanya,” katanya. (aya/bah)

Lainnya

Exit mobile version