RADAR MAGELANG – Museum Jawa Tengah (Jateng) Ranggawarsita mengadakan pemeran keliling ke Purworejo. Pameran tersebut diselenggarakan di Ganeca Convention Hall selama lima hari mulai 18-22 Juli mendatang.
Pantauan Radar Purworejo di lokasi pameran pada Selasa (18/7), masyarakat tampak antusias mengunjungi pameran tersebut. Selain itu, ratusan siswa siswi baik dari SD hingga SMA/SMK di Kabupaten Purworejo juga tampak memadati ruang pameran untuk menyaksikan beragam koleksi yang disuguhkan.
Itu merupakan kesempatan yang baik untuk masyarakat Purworejo, mengingat ada delapan museum yang dapat dilihat dalam sekali berkunjung dan gratis. Yakni, Museum Ranggawarsita, Museum Tosan Aji Purworejo, Museum Sandi Jogjakarta, Museum Sekolah Slawi, Museum Akpol, Museum BPK RI, Museum Monumen Pers Solo, dan Museum Samudra Raksa.
Kepala Museum Jateng Ranggawarsita Djoko Witjaksono dalam pembukaan pameran museum tersebut menyebutkan, kegiatan tersebut bertujuan untuk mendekatkan museum kepada masyarakat. Sekaligus, untuk menyosialisasikan keberadaan museum kepada masyarakat selain menggunakan media sosial.
“Tahun ini kami menyelenggarakan dua pameran keliling di Kabupaten Purworejo dan Blora. Kami berharap tahun depan bisa lebih banyak lagi agar tujuan dari mengenalkan museum kepada masyarakat secara luas itu bisa tercapai,” harap dia.
Di pameran tersebut, dihadirkan sejumlah perwakilan dari macam-macam koleksi yang ada di Ranggawarsita. Yakni, mulai dari masa prasejarah hingga masa kolonial seperti gading gajah, arca, batu meteor, koleksi mata uang, hingga sejumlah wayang.
“Untuk menarik masyarakat, kami juga menyediakan panggung ekspresi selama lima hari itu yang dikelola oleh Dindikbud Purworejo untuk menampilkan kesenian yang ada di Purworejo,” imbuhnya.
Dia berharap, antusiasme dan gairah masyarakat Kabupaten Purworejo terhadap pameran keliling hingga hari terakhit tinggi. Sehingga, mereka bisa mengenal kekayaan budaya, jejak perjalanan sejarah Indonesia, dans sebagainya. “Karena informasi yang didapat di museum itu adalah informasi yang benar karena ada bukti konkretnya,” tegas Djoko.
Salah satu pengujung museum Dewi Wulansari, 11, menyebut bahwa kegiatan tersebut keren dan mengasyikkan. Dia mengaku baru pertama kali berkunjung ke kegiatan semacam itu. “Keren. Tadi jadi tahu tetang benda-benda sejarah dan ilmunya jadi bertambah,” kata siswi kelas 6 SD N Banyuurip itu. (han/bah)