Neutron Yogyakarta

Kelengkeng Pesisir Selatan, Daging Tebal, Pohon Pendek

Kelengkeng Pesisir Selatan, Daging Tebal, Pohon Pendek
SUBUR : Dalkum, 59, petani asal Desa Karangreja, Kecamatan Petanahan menunjukkan hasil budidaya kelengkeng.M Hafied/Radar Kebumen

RADAR MAGELANG – Prospek budidaya kelengkeng di pesisir selatan Kebumen tampaknya cukup menjanjikan. Sejumlah petani mulai meraup untung dari hasil pengembangan buah kelengkeng.
Seperti terlihat di kebun kelengkeng milik Dalkum, di Desa Karangreja, Kecamatan Petanahan. Di atas lahan sekitar 100 ubin miliknya itu dia berhasil mengembangkan kelengkeng unggulan. “Saya belajar kelengkeng dan mulai tanam dari September 2017. Sekarang sudah kelihatan hasilnya,” kata Dalkum, saat ditemui ketika panen kelengkeng, Minggu (23/7).

Dalkum mengungkapkan, keunggulan kelengkeng pesisir selatan Kebumen adalah dihasilkan dari pohon yang tidak begitu tinggi, sekitar 3-4 meter. Dari segi rasa juga tak kalah manis dengan kelengkeng jenis lain.

Saat ini tedapat 80 pohon kelengkeng di kebun milik Dalkum. Masing-masing pohon terlihat berbuah cukup lebat. Saking lebatnya buah kelengkeng pun nyaris menyentuh tanah. “Pupuk sama denga yang lain. Pakai kompos sama NPK. Paling ditambah potasium clorida buat pertumbuhan,” ungkap pria 59 tahun itu.
Tak jarang masyarakat luar daerah rela berkunjung ke kebun kelengkeng Dalkum. Tujuannya untuk melihat dan belajar langsung tentang pola budidaya tanaman kelengkeng. “Namanya berbagi ilmu saya persilahkan. Kemarin baru ada rombongan satu bus. Ke sini ya itu belajar, sama beli bibit,” ujarnya.

Baca Juga: Dukung Agrowisata Kelengkeng di Wijimulyo

Dalkum mengungkapkan, kelengkeng merupakan jenis tanaman buah baru di sepanjang pesisir selatan. Sebelum beralaih ke buah kelengkeng, sebagian besar petani cenderung memilih bertanam pepaya, belimbing atau jambu kristal. Namun kini perlahan para petani mulai beralih ke kelengkeng karena hasilnya cukup menjanjikan. “Memang harus telaten. Ngomong untung ya tetap untung. Misal satu pohon hasil panen minimal 50 kilogram, tinggal kali aja,” ujarnya.

Biasanya dia menjual kelengkeng dengan harga Rp 40 ribu per kilogram. Menurut Dalkum, keuntungan lain dari budidaya kelengkeng adalah harganya stabil. Tidak seperti buah lain, yang setiap waktu memiliki kerentanan terhadap pengaruh cuaca. “Sudah dibuat sistem panen berselang. Ada yang panen, ada mulai kembang. Jadi ada stok kelengkeng terus,” sambung Dalkum.

Di tengah kesibukan merawat pohon kelengkeng, Dalkum pun tampak menerima kunjungan dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Purbalingga. Kedatangan rombongan ini diketahui untuk menimba ilmu budidaya kelengkeng. Mulai dari persiapan lahan, pemilihan bibit hingga perawatan. “Yang menjadi menarik kelengkeng sini bisa punya daging tebal, biji kecil dan rasa manis. Terus pohon tidak tinggi,” jelas Kepala BPP Purbalingga Rahayu Bagus.

Bagus mengungkapkan, dia datang bersama perwakilan kepala desa di Purbalingga. Rencananya, pasca kunjungan ke Kebumen pihaknya akan membuat lahan percontohan budidaya kelengkeng di wilayah tugasnya. “Datang bareng rombongan empat lurah. Setelah ini kami coba tanam dulu, karena tanah hampir sama,” bebernya. (fid/pra)

Lainnya

Exit mobile version