RADAR MAGELANG – Bupati Kebumen Arif Sugiyanto memutuskan berkunjung ke gubuk reyot milik Dulsomad, 63, di Desa Rantewringin, Kecamatan Buluspesantren. Dalam kesempatan itu bupati menyebut kemiskinan ekstrem masih jadi pekerjaan rumah di Kebumen.
Kunjungan ini untuk melihat langsung kondisi Dulsomad yang bertahan hidup di sebuah gubuk dengan penuh keterbatasan.
Arif datang didampingi jajaran Fokopimcam serta kepala desa setempat pada Jumat sore (21/7/23). Kedatangannya juga sekaligus meninjau kesiapan pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) untuk Dulsomad. Rencananya, program RTLH tersebut akan mengandalkan anggaran dana desa senilai Rp 10 juta. Selain itu sumbangan donatur yang tergabung dalam paguyuban Sedulur Kebumen senilai Rp 26 juta.
Menurut Arif, kemiskinan ekstrem memang masih menjadi persoalan menahun di Kebumen. Karena itu, butuh peran kolaborasi, seperti membangun kerjasama dengan pihak swasta agar pengentasan kemiskinan berjalan optimal. “Untuk urusan kemanusiaan kita tidak usah memandang warna kulit, memandang warna apa saja, yang penting kita hadir untuk kebersamaan.
Baca Juga: Gotong Royong, Terkumpul Rp 62 Juta Perbaiki RTLH
Supaya Kebumen terbebas dari kemiskinan ekstrem,” ucapnya.
Arif mengatakan, selain mendapat program RTLH, pemilik rumah juga akan dibantu pemasangan listrik. Kemudian dilengkapi perabotan atau perkakas rumah tangga. “Jadi pemilik rumah nantinya bisa hidup dengan layak di rumah yang telah diperbaiki,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Rantewringin Sri Norma Cherani bersyukur anggaran RTLH yang terbatas dapat ditambal dengan sumbangan dari para donatur. Dengan begitu pembangunan rumah warganya diharapkan memenuhi target. “Kemarin dari TNI sama Polri bilangnya mau bantu tenaga. Warga ikut swadaya, jadi di sengkuyung bareng,” ucapnya.
Sri mengatakan, berbagai bantuan bedah rumah sudah ditawarkan kepada Dulsomad. Artinya pemerintah desa tidak menutup mata melihat penderitaan warganya. Namun demikian, yang bersangkutan kurang berkenan jika diberi bantuan dari pemerintah. Dulsomad tetap memilih tinggal di sebuah gubuk. “Sudah berkali-kali kami tawarkan, Pak Dulsomad sendiri tidak mau. Dibujuk pakai cara apapun tetap tidak mau,” terangnya. (fid/pra)