RADAR MAGELANG – Proses penurunan bebatuan Candi Lumbung mulai dilakukan sejak Rabu (12/7/23) lalu. Saat ini, sudah lapis ke-17 dari bawah dengan total 31 lapis yang akan diturunkan. Setiap lapis pun, memiliki jumlah bebatuan yang berbeda. Tergantung besar-kecilnya batu.
Perancah dari balok kayu masih terpasang di tiap sudut candi. Perancah itu berfungsi untuk menurunkan batu candi. Sebelum diturunkan, para pekerja akan membuat sketsa terlebih dahulu. Barulah diturunkan dengan hati-hati dan diletakkan di sisi kiri candi.
Juru Pugar Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Wagimin mengatakan, setelah diturunkan, bebatuan akan disusun sesuai lapisnya. “Nanti untuk pengembaliannya biar mudah. Itu pun sudah ada tanda kait. Biar memudahkan kami dalam menyusun kembali,” terangnya saat ditemui, Selasa (25/7/23).
Baca Juga: Chatra Akan Dipasang, Candi Borobudur Harus Pertahankan mempertahankan Outstanding Universal Value
Dia menyebut, setiap lapisnya memiliki jumlah batu yang berbeda-beda. Ada yang 15 hingga 20 buah batu. Wagimin belum bisa memastikan kapan proses penurunan batu ini selesai. Mengingat semakin lebar susunan batu di bawahnya, akan semakin banyak batu yang harus dipindah.
Bahkan, dalam satu hari, mereka hanya bisa menurunkan satu lapis saja. Tetapi, jika batunya kecil, satu hari bisa mendapat dua lapis. Adapun proses penurunannya dilakukan dengan menggunakan tali tambang secara perlahan. Prosesnya memang dilakukan secara manual agar batu-batu candi tersebut tidak rusak.
“Kami pelan-pelan kerjanya, tidak kemrungsung. Terus ditata ulang di sebelah candi. (Batu) dari atas, disusun di bawah, terus nanti diturunkan di atas-atasnya (batu) sampai beberapa lapis. Kalau amannya ya dua lapis,” jelasnya.
Baca Juga: Keterawatan Candi Harus Pertahankan OUV
Dia menambahkan, dari beberapa lapis yang sudah diturunkan, belum ada yang dibawa ke lokasi baru di Desa Sengi, Dukun. Rencananya, batu candi akan dipindah secara berkala. Utamanya ketika sudah mencapai bagian selasar di lapis sebelas dari bawah.
Dengan begitu, ketika disusun kembali, batu bagian atas akan diletakkan di bagian bawah. “Kalau nggak disusun terbalik, kita kerjanya dua kali karena harus bongkar lagi, nyari yang bawah. Sedangkan bagian tubuh masih di sini (Desa Krogowanan) karena di sana (Desa Sengi) belum memungkinkan menumpuk batu,” paparnya. (aya/bah)