Neutron Yogyakarta

Warga Sering Terperosok akibat Jembatan Rusak

Warga Sering Terperosok akibat Jembatan Rusak
MEMBAHAYAKAN : Warga bersusah payah melintasi jembatan rusak di Desa Sidoagung, Kecamatan Sruweng. (M HAFIED/RADAR KEBUMEN)

RADAR MAGELANG – Sebuah jembatan di Padukuhan Klangon, Desa Sidoagung, Kecamatan Sruweng rusak parah. Atas kondisi ini warga yang melintas harus bertaruh nyawa, lantaran kondisi jembatan cukup membahayakan.

Pantauan di lokasi, jembatan penghubung antar desa tersebut terlihat ambles pada bagian ujung pondasi. Meski begitu, warga tetap mempertahankan sisa bangunan jembatan. Dengan inisiatif membuat jembatan darurat menggunakan meterial seadanya.
Perbaikan dilakukan warga secara swadaya, dengan cara menambal lantai jembatan menggunakan balok dan papan kayu. Jembatan dengan panjang sekitar 20 meter itu terlihat hanya dapat dilalui bergantian.

Warga harus ekstra hati-hati ketika melintas di atas jembatan. Tak jarang, warga juga kerap terperosok akibat papan lantai jembatan mulai lapuk termakan usia. Beberapa warga terlihat memilih turun dari kendaraan demi keselamatan. “Kemarin baru ada orang Puring jatuh. Terakhir itu ada yang sampai masuk kali sama motornya. Terus ditolongin warga sini,” jelas warga setempat Saryanto, 50, Rabu (26/7/23).

Baca Juga: 10 Tahun Rusak, Jembatan Belum Pernah Diperbaiki

Saryanto mengungkapkan, pengendara terperosok bukan peristiwa baru. Namun sudah terjadi berkali-kali. Terlebih, ketika memasuki musim penghujan yang mengakibatkan kondisi jembatan darurat licin. “Pas posisi sungai banjir itu lebih bahaya lagi. Gak tau ini mau diperbaiki kapan,” katanya.

Warga lain Saryono, 45, menjelaskan, jembatan tersebut dalam kondisi rusak sudah hampir empat tahun. Warga mengaku terlalu lama menaruh harapan kepada pemerintah agar jembatan segera diperbaiki. “Sempat dijanjikan dibangun, tapi sampai sekarang tidak ada kelanjutan,” ungkapnya.

Diketahui, jembatan di atas Sungai Kethek ini sebagai akses penghubung tiga desa. Yakni Desa Sidoagung, Desa Purwodeso dan Desa Klepusanggar. Jembatan ini juga merupakan infrastruktur cukup vital untuk memperlancar aktivitas warga dari berbagai sektor. “Misal tidak ada jembatan. Kami harus memutar sekitar 7 kilometer kalau ke lain desa. Makan waktu, makan biaya,” terangnya.

Baca Juga: Belum Diperbaiki, Warga Sempat Protes Jembatan Semawang Masih Proses Lelang

Sementara itu, Kepala Desa Sidoagung melalui Kaur Perencanaan Pujianto mengaku, anggaran desa tidak memungkinkan untuk menanggung seluruh biaya pembangunan jembatan. Upaya yang dilakukan ialah mengambil anggaran darurat bencana untuk perbaikan sementara. “Amblesnya itu memang karena banjir. Sudah kami laporkan ke kabupaten, mungkin pakai skema sharing anggaran. Kalau dilimpahkan desa semua tidak sanggup,” bebernya. (fid/bah)

Lainnya

Exit mobile version