RADAR MAGELANG – SSB (sekolah sepak bola) Bogowonto Purworejo mengadakan meet and greet dengan mantan pemain Timnas Indonesia Nova Arianto Minggu (30/7/23) di Amphitheater Alun-Alun Purworejo. Selain memberikan motivasi, kehadirannya juga berbagi ilmu kepada para pemain muda di Purworejo.
Menurutnya, pemain-pemain sekarang butuh orang yang pinter dan itu hanya bisa didapatkan di sekolah. Belum tentu juga besok anaknya akan jadi pemain sepak bola. “Jadi sekolah tetap harus dipentingkan,” sebut Asisten Pelatih Timnas Sepak Bola Indonesia itu.
Diungkapkan, SSB ada bukan untuk membentuk tim juara. Menurutnya, menguncar juara itu hal yang mudah. Tapi itu bukan tujuan pembinaan usia dini. SSB adalah membentuk pemain secara skill, fisik, dan attitude. “Bagaimana mereka berkembang dengan usianya hingga di masa mendatang,” tutur mantan pemain berjuluk suster ngesot itu.
Baca Juga: SSB K3 Godean Rebut Juara
Owner Club Bogowonto Purworejo Mustangin menyebutkan, acara tersebut bertujuan untuk memberikan motivasi kepada anak-anak yang tergabung dalam SSB Bogowonto dan orang tuanya. Selain itu, SSB Bogowonto juga memiliki program yang nantinya Nova Arianto akan ikut andil dalam program tersebut. “Ke depannya kami akan menjalankan program tingkat lebih tinggi dari SSB yaitu tingkatan akademi. Coach Nova akan menjadi bagian dari akademi Bogowonto, dia yang akan memberikan program dan kami di sini melaksanakan program secara periodik dan akan dievaluasi,” ungkapnya.
Dengan begitu, anak didiknya akan selalu dalam pantauan Nova Arianto. Untuk selanjutnya akan lebih mudah untuk diarahkan ke jenjang prestasi lebih tinggi menuju sepak bola profesional. Kemarin ada turnamen mini juga diikuti enam tim (di Alun-Alun Purworejo). Ke depan dalam rangka peningkatan pembinaan kami juga akan mengadakan liga SSB kelompok umur 11-12 tahun. “Insya Allah SSB Bogowonto yang akan menyelenggarakan,” lanjut dia.
Baca Juga: Mila Pilih Berkebun Pepaya, Jefri Latih SSB
Dia berharap, persepakbolaan usia dini di Purworejo semakin bergairah. Dengan acara ini, harapannya juga akan menjadikan motivasi anak-anak agar lebih giat dan serius latihan. “Selain itu, orang tua juga lebih intens untuk mendorong anak-anak latihan tanpa mengesampingkan pendidikan formal,” harap Tangin.(han/din)
