Neutron Yogyakarta

Sentra Industri Hasil Tembako Mulai Dibangun

Sentra Industri Hasil Tembako Mulai Dibangun
DIMULAI : Bupati Kebumen Arif Sugiyanto melakukan peletakan batu pertama gedung sentra industri hasil tembako (SIHT) di Desa Petanahan. (PROKOPIM KEBUMEN)

RADAR MAGELANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen memulai proses pembangunan gedung sentra industri hasil tembako (SIHT). Keberadaan gedung ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas produksi tembakau, sehingga tembakau Kebumen berani bersaing dengan daerah lain.

Gedung SIHT tersebut berdiri diatas lahan milik pemkab seluas setengah hektare. Tepatnya berada di Desa Petanahan, Kecamatan Petanahan. Gedung ini akan difungsikan sebagai rumah bersama produksi rokok rumahan. ” Sebanyak 12 pengrajin rokok di sekitar wilayah Petanahan akan terintegrasi,” ujar Bupati Kebumen Arif Sugiyanto, Selasa (2/8/23).

Gedung SIHT di Kecamatan Petanahan ini merupakan proyek percontohan. Rencananya, tujuh gedung serupa akan dibangun di kecamatan lain sebagai penghasil rokok atau tembakau.

Baca Juga: Polresta Magelang Bekuk Empat Pelaku Penyalahgunaan Tembakau Gorilla

Arif menyebut, anggaran pembangunan gedung diambil dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) senilai Rp 654 juta. Pembangunan gedung ini ditarget rampung pada akhir Oktober 2023. Lebih lanjut, selain anggaran untuk pembagunan gedung, disertakan juga alokasi anggaran untuk pembelian alat produksi. “Insyaallah bertahap akan kita bangun lagi, mengingat anggaran terbatas,” jelasnya.

Arif menegaskan, 12 perajin rokok rumahan yang diberikan fasilitas gedung SIHT itu seluruhnya sudah mengantongi ijin. Kemudian hasil produksi rokoknya telah bercukai resmi. “Sudah masuk bea cukai, pemerintah turut memfasilitasi pengurusan produk rokok mereka,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Bea Cukai Cilacap Muhammad Irwan menyampaikan, pihaknya terus berupaya memberikan kemudahan bagi masyarakat, khususnya pelaku usaha yang hendak atau sudah mengurus legalitas terkait produksi rokok. “Kalau tidak ngerti kami dampingi. Malah pita cukai kami antar. Cukup isi aplikasi nanti sampai rumah,” jelas Irwan.

Baca Juga: Dulu Tanam Tembakau, Kini Ubi-ubian

Dia melihat, kemanfaatan DBHCHT di Kebumen sudah cukup optimal. Artinya sudah merambah ke berbagai sektor, seperti menyangkut kesejahteraan petani hingga keberlangsungan produksi rokok. “Dana bagi hasil di Kebumen itu Rp 14 miliar. Ada bagian masing-masing, untuk kesehatan, peralatan, pembinaan sama sosialisasi. Termasuk pembangunan SIHT,” katanya. (fid/bah)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version