Neutron Yogyakarta

Harus Putar Jalan hingga 2 Km

Harus Putar Jalan hingga 2 Km
NEKAT : Warga menggunakan sepeda, hendak melewati perlintasan sebidang yang kini sudah ditutup permanen. M HAFIED/RADAR KEBUMEN

RADAR MAGELANG – Warga di Desa Jabres, Kecamatan Sruweng merasa kerepotan akibat penutupan perlintasan sebidang rel kereta api. Mobilitas warga terganggu lantaran perlintasan tanpa palang pintu tersebut ditutup.

Hal ini terungkap ketika anggota DPRD Kebumen Solatun menggelar penjaringan aspirasi (reses), Selasa (8/8/23). Momentum reses dimanfaatkan warga untuk mengadu mengenai kondisi yang dirasakan. “Jalan kami ditutup, harusnya ada opsi. Apa dibuat jembatan layang atau apa gitu,” kata salah satu warga Masfuri, 46.

Masfuri mengatakan, penutupan perlintasan sebidang sudah delapan bulan terakhir. Selama itu, warga kehilangan akses jalan menuju ke berbagai fasilitas umum maupun tempat ibadah. “Mau kemana-mana susah. Jalan itu buat akses warga tiga desa, ada Jabres, Desa Aditirto sama Desa Kebulusan,” ungkapnya.

Baca Juga: Trailer Mogok, Tak Ada Korban Jiwa Kecelakaan KA Brantas Tabrak Trailer di Perlintasan Semarang

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa akses warga ditutup sudah ada kesepakatan antara instansi terkait, dalam hal ini PT KAI dengan pihak desa. Namun, kebijakan itu menurutnya tidak mewakili kepentingan masyarakat luas.

Dia meminta ada solusi, dengan mempertimbangkan kembali penutupan tersebut. “Sangat menyusahkan. Walaupun sudah ada persetujuan, barangkali bisa diatur lagi,” bebernya.

Pantauan di lokasi, terdapat portal pada sisi utara maupun sebaliknya. Portal tersebut dipasang melintang seperti pagar, menggunakan besi dengan cara di las permanen. Kemudian, berjarak sekitar 300 meter, tepat di Simpang Lima Kebulusan juga terdapat tanda penutup jalan.

Baca Juga: Perlintasan KA tanpa Pintu Telan Korban Lagi

Warga lain, Sutrisno, 47 mengungkapkan hal senada. Akibat penutupan itu dia terpaksa putar jalan sejauh dua kilometer. Hal ini berdampak juga terhadap perekonomian warga. “Sebelum itu ditutup, ya tinggal lewat aja. Sekarang jadi muter-muter gak karuan,” sambungnya.

Dia berharap, pemerintah maupun anggota dewan bisa mencari solusi, agar warga tak lagi kesulitan akibat adanya penutupan perlintasan sebidang. “Pak dewan pasti punya jejaring sampai pusat, mungkin bisa komunikasi lebih lanjut sama kementerian terkait,” ujarnya.

Sementara itu, Solatun yang juga anggota Komisi C DPRD Kebumen akan berupaya membuka ruang komunikasi dengan kementerian terkait. Yakni, membawa misi menyampaikan dan mencari jalan keluar atas persoalan tersebut. “Sebisa mungkin nanti kami bantu. Lewat pemerintah daerah dulu, kemudian ke kementerian,” ucapnya. (fid/bah)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)