Neutron Yogyakarta

Tebing 75 Meter Longsor, Ancam Ketersediaan Air Bersih

Tebing 75 Meter Longsor, Ancam Ketersediaan Air Bersih
LONGSOR: Kondisi longsor tebing di aliran Sungai Senowo yang berada di Dusun Trono, Krinjing. Hingga menyebabkan pipa saluran air bersih tertutup.Naila Nihayah/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Tebing di aliran Sungai Senowo yang berada di Dusun Trono, Desa Krinjing, Dukun, longsor. Hingga membentuk pening atau danau kecil yang menyebabkan pipa saluran air bersih tertutup. Meski kebutuhan air bersih masih terpenuhi, tapi warga cukup kesulitan untuk mengairi lahan pertaniannya.

Kepala Desa Krinjing Ismail mengatakan, tebing longsor itu sudah terjadi sejak satu bulan yang lalu. Namun, tidak terlalu tinggi. “(Longsor) hampir satu bulan yang lalu, tapi kecil. Minggu kemarin longsor lagi dan besar,” bebernya kepada Radar Jogja di lokasi, Kamis (10/8/23).

Dia menduga, material di aliran Sungai Senowo yang labil hingga aktivitas Gunung Merapi, menyebabkan tebing tersebut longsor. Namun, dia belum bisa memastikan penyebab utamanya. Ismail menyebut, tinggi tebing yang longsor itu mencapai 75 meter.
Kemudian, material longsor tersebut memunculkan pening atau danau baru dengan kedalaman sekitar 10 meter akibat penumpukan aliran sungai. Sehingga menyebabkan saluran air bersih yang mengalir ke rumah-rumah warga, tersumbat.

Baca Juga: Tebing Sungai Senowo 75 Meter Longsor, Membentuk Danau Kecil dan Ancam Ketersediaan Air Bersih

Kendati begitu, kebutuhan air sehari-hari untuk sekitar 100 KK Dusun Trono masih tercukupi. Karena dialihkan ke Sungai Tlingsing. Namun, lanjut dia, kebutuhan air bersih masih kurang untuk mengairi lahan pertanian warga. “Ya tetap ada pengaruhnya (saluran pipa yang tertimbun), tapi tidak terlalu signifikan,” jelasnya.

Beruntung di aliran Sungai Senowo, kata dia, tidak ada aktivitas penambangan. Baik secara manual maupun menggunakan alat berat. Sehingga apabila sewaktu-waktu pening tersebut longsor, tidak mengganggu aktivitas di bawahnya. Namun, hal itu juga harus tetap diwaspadai oleh warga.

Ismail berharap, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) dapat mengganti pipa saluran air yang terdampak longsor tersebut. “Pipanya itu bervariasi, ada empat dim, ada juga tiga dim. Panjangnya kalau dari Sungai Senowo sampai ke dusun itu hampir tiga kilometeran,” sebutnya.

Baca Juga: Longsor di Lumajang, Tiga Korban Satu Keluarga Meninggal: Anak, Cucu, Menantu

PPK Operasi dan Pemeliharaan 3 BBWSSO Tanti Tri Putranti mengaku, telah mendapat laporan adanya tebing longsor pada Rabu (9/8). Saat ini, BBWSSO baru melakukan identifikasi awal, termasuk mengetahui penyebab hingga ketebalan material longsoran. “Kami cek dulu kondisi di lapangan seperti apa. Termasuk sarana prasarana yang perlu diamankan. Termasuk nanti tindakan-tindakan yang kami perlukan apa,” terangnya.

Berdasarkan informasi yang didapat, tebing yang longsor itu menyumbat pipa saluran air bersih. Dia juga belum bisa memastikan berapa kubik material longsoran yang menutup pipa tersebut. “Ini kami cek lewat drone. Karena informasi dari pak lurah, tidak ada foto sebelumnya,” imbuhnya.

Sementara itu, warga Dusun Trono Ngarseno mengaku, sangat terganggu dengan longsornya tebing itu karena berdampak pada terbatasnya ketersediaan air bersih. “Airnya sekarang hanya memanfaatkan air dari Sungai Tlingsing. Itu pun tidak cukup karena kalau musim kemarau seperti sekarang, kebutuhan pertanian kurang,” akunya. (aya/pra)

Lainnya

Exit mobile version