Neutron Yogyakarta

Api Dibiarkan hingga Padam Sendiri

Api Dibiarkan hingga Padam Sendiri
RADAR JOGJA - Kebakaran yang terjadi di Gunung Andong, Kabupaten Magelang pada Kamis (10/8/23), sudah padam. Api diperkirakan padam pada Jumat (11/8/23), sekitar pukul 01.30. Api itu padam dengan sendirinya. Para petugas tidak berani mendekati lokasi kebakaran. Karena lokasinya yang curam. Berdasarkan pantauan Radar Jogja di lapangan, dua petak Gunung Andong yang terbakar, menghitam. Hal itu terlihat jelas dari Dusun Temu Kidul, Desa Jogoyasan atau jika ditarik garis lurus, jaraknya sekitar dua kilometer ke titik kebakaran. Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Pagergunung Muhlisin menyebut, sesuai pengamatan dari bawah, kobaran api itu mulai tidak terlihat sekitar pukul 01.30. Dia bersama tim lain juga sudah melakukan orientasi ke titik kebakaran untuk memastikan luas lahan yang terdampak. "Alhamdulillah (tidak ada api), tadi malam kami mantau sampai pagi dengan teman-teman. Beruntung saat ini sudah tidak ada kepulan api yang terlihat. Hari ini (kemarin, Red), kami bersama tim lainnya naik ke atas untuk orientasi lokasi," jelas Muhlisin kepada wartawan, Jumat (11/8/23). Baca Juga: Usia Kebakaran, Jalur Pendakian Gunung Andong Ditutup Tiga Hari Ada dua petak Gunung Andong yang terbakar. Yakni petak 26 C dengan luas 15,10 hektare dan kerugiannya mencapai Rp 2.265.000. Kemudian petak 27 F-3 luasnya 9,2 hektare dengan kerugian sebesar Rp 1.380.000. Sedangkan tanaman yang terbakar adalah kirinyuh, ilalang, dan tanaman liar lainnya. Anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Jogoyasan Surono menuturkan, kebakaran itu bermula ketika muncul kepulan asap dari sisi barat Gunung Andong. "Sekitar jam 11.00, pertama memang kelihatan asap. Pemadaman awal dilakukan dengan cara manual, pakai kebyok rotan," ujar pria 40 tahun itu. Namun, kata dia, karena terlalu berbahaya, para petugas pemadam tidak berani mendekati lokasi kebakaran. Mengingat lokasinya yang curam. Dia bersama Perhutani, BPBD, relawan, maupun MPA hanya mengamati kondisi kebakaran dari lokasi bawah. Baca Juga: Api di Gunung Andong Sudah Padam Kebakaran tersebut, lanjut dia, tidak hanya terjadi kali ini saja. Melainkan sudah terjadi beberapa kali dan warga setempat sudah terbiasa dengan hal itu. Sehingga tidak menimbulkan kepanikan. "Pernah kebakaran sekitar empat tahun yang lalu. Itu (apinya) padam sendiri," paparnya. (aya/pra)

RADAR MAGELANG – Kebakaran yang terjadi di Gunung Andong, Kabupaten Magelang pada Kamis (10/8/23), sudah padam. Api diperkirakan padam pada Jumat (11/8/23), sekitar pukul 01.30. Api itu padam dengan sendirinya. Para petugas tidak berani mendekati lokasi kebakaran. Karena lokasinya yang curam.

Berdasarkan pantauan Radar Jogja di lapangan, dua petak Gunung Andong yang terbakar, menghitam. Hal itu terlihat jelas dari Dusun Temu Kidul, Desa Jogoyasan atau jika ditarik garis lurus, jaraknya sekitar dua kilometer ke titik kebakaran.

Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Pagergunung Muhlisin menyebut, sesuai pengamatan dari bawah, kobaran api itu mulai tidak terlihat sekitar pukul 01.30. Dia bersama tim lain juga sudah melakukan orientasi ke titik kebakaran untuk memastikan luas lahan yang terdampak. “Alhamdulillah (tidak ada api), tadi malam kami mantau sampai pagi dengan teman-teman. Beruntung saat ini sudah tidak ada kepulan api yang terlihat. Hari ini (kemarin, Red), kami bersama tim lainnya naik ke atas untuk orientasi lokasi,” jelas Muhlisin kepada wartawan, Jumat (11/8/23).

Baca Juga: Usia Kebakaran, Jalur Pendakian Gunung Andong Ditutup Tiga Hari

Ada dua petak Gunung Andong yang terbakar. Yakni petak 26 C dengan luas 15,10 hektare dan kerugiannya mencapai Rp 2.265.000. Kemudian petak 27 F-3 luasnya 9,2 hektare dengan kerugian sebesar Rp 1.380.000. Sedangkan tanaman yang terbakar adalah kirinyuh, ilalang, dan tanaman liar lainnya.

Anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Jogoyasan Surono menuturkan, kebakaran itu bermula ketika muncul kepulan asap dari sisi barat Gunung Andong. “Sekitar jam 11.00, pertama memang kelihatan asap. Pemadaman awal dilakukan dengan cara manual, pakai kebyok rotan,” ujar pria 40 tahun itu.

Namun, kata dia, karena terlalu berbahaya, para petugas pemadam tidak berani mendekati lokasi kebakaran. Mengingat lokasinya yang curam. Dia bersama Perhutani, BPBD, relawan, maupun MPA hanya mengamati kondisi kebakaran dari lokasi bawah.

Baca Juga: Api di Gunung Andong Sudah Padam

Kebakaran tersebut, lanjut dia, tidak hanya terjadi kali ini saja. Melainkan sudah terjadi beberapa kali dan warga setempat sudah terbiasa dengan hal itu. Sehingga tidak menimbulkan kepanikan. “Pernah kebakaran sekitar empat tahun yang lalu. Itu (apinya) padam sendiri,” paparnya. (aya/pra)

Lainnya

Exit mobile version