RADAR MAGELANG – Pascakebakaran yang terjadi di Gunung Andong, Kabupaten Magelang, jalur pendakian ditutup sementara selama tiga hari, 11-13 Agustus 2023. Upaya tersebut dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Meski sebetulnya api sudah benar-benar padam.
Penutupan itu sesuai dengan surat edaran dari Perhutani. Mengimbau pengelola dan warga setempat untuk melakukan monitoring kondisi Gunung Andong beberapa hari ke depan. Termasuk mengantisipasi kemungkinan kebakaran susulan pascaapi padam.
Selain itu, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, terutama keselamatan pendaki Gunung Andong, Perhutani meminta agar jalur pendakian ditutup sementara hingga Minggu (13/8/23). Kemudian, dibuka lagi pada Senin (14/8/23) apabila kondisi sudah aman terkendali.
Baca Juga: Usia Kebakaran, Jalur Pendakian Gunung Andong Ditutup Tiga Hari
Pengelola Basecamp Pendakian Gunung Andong via Sawit Sutikno Aji mengatakan, penutupan itu dilakukan sesuai dengan aturan dan demi keamanan bersama. “Takutnya nanti ada dampak pascakebakaran itu sendiri,” ujarnya saat ditemui, Jumat (11/8/23).
Dia menuturkan, saat terjadi kebakaran, ada 30 pendaki yang sudah naik ke Gunung Andong via basecamp Sawit. Para petugas gabungan lantas segera mengevakuasi seluruh pendaki tersebut. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Bahkan, kata dia, seluruh pendaki yang semula berencana naik ke Gunung Andong via basecamp Sawit, dibatalkan selama penutupan itu. “Banyak yang direct message (DM) tanya itu. Banyak yang cancel juga. Meskipun sudah booking tiket, ya tetap tidak bisa. Nanti ada pengembalian dana,” paparnya.
Aji menyebut, pada Jumat (11/8/23) ini, sudah banyak calon pendaki yang pulang karena belum mengetahui soal penutupan sementara itu. Hanya saja, beberapa basecamp yang ada di jalur pendakian Gunung Andong harus menaati aturan yang berlaku.
Baca Juga: Api di Gunung Andong Sudah Padam
Gunung dengan ketinggian 1.726 meter di atas permukaan air laut (mdpl) itu memang kerap digunakan untuk camping pada pendaki dari berbagai daerah. Setiap harinya, kata dia, ada sekitar 50 pendaki yang menggunakan jalur via Sawit. Sedangkan saat weekend ada sekitar 300-400 pendaki. Dengan harga tiket Rp 20 ribu per orang.
Apalagi saat ini cuaca tengah bersahabat dan cocok untuk mendaki. Kecuali jika musim hujan pada Januari-Februari. Pendaki cenderung sepi, hanya sekitar 10-15 orang. “Kalau sekarang termasuk bulan bagus untuk mendaki. Biasanya ramai mulai akhir April hingga akhir September,” sebutnya.
Dia mengaku, belum mengetahui betul asal-muasal dari kobaran api tersebut. Kebakaran itu, kata dia, memang tidak hanya sekali-dua kali saja. Sehingga warga setempat sudah terbiasa. (aya/pra)