RADAR MAGELANG – Masa jabatan Ganjar Pranowo sebagai gubernur Jawa Tengah bakal rampung pada 5 September 2023 mendatang. Jelang purna tugas ini, Ganjar menyempatkan waktunya untuk mengunjungi beberapa tokoh agama di Kabupaten Magelang.
Seperti bertemu pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Watucongol Kiai Agus Ali Qoishor dan Kepala Vihara Mendut Bhante Sri Pannavaro Mahatera. Bahkan, Ganjar sempat naik ke Makam Aulia Gunung Pring, Muntilan.
Saat tiba di Vihara Mendut sekitar pukul 14.43, Ganjar disambut hangat oleh Bhante Pannavaro. Lantas bertemu dengan para pegawai Vihara Mendut yang sebagian besar merupakan umat Islam. Lalu, menuju kediamannya. Mereka berbincang-bincang. Di akhir perbincangan, Ganjar dihadiahi tiga buku karya Bhante Pannavaro dan didoakan menggunakan bahasa Pali.
Baca Juga: Ganjar Pranowo di Jogja Berkelakar Soal Cawapresnya: Nanti Diundi
Adapun buku yang diberikan berisi tentang meditasi, pengalaman spiritual, dan kumpulan ceramah Bhante Pannavaro. Setelah itu, Ganjar diminta untuk memukul genta yang berasal dari Korea. Biasanya, Bhante Pannavaro akan meminta tamu khususnya untuk memukul genta tersebut.
Sebetulnya, pemukulan hanya dilakukan tiga kali. Namun, Ganjar memukulnya sebanyak lima kali yang melambangkan Pancasila. Biasanya, pemukulan genta ini dilakukan untuk memulai ibadah. Tapi, ketika ada tamu, mukul genta merupakan seremoni penyambutan dan penghormatan.
Dia menyebut, kunjungannya ke beberapa tokoh agama tak lain untuk silaturahmi, sekaligus pamitan. “Karena sudah mau pensiun. Sudah 10 tahun warga Jawa Tengah memberikan amanat itu (sebagai gubernur),” ujarnya saat ditemui di Vihara Mendut, Selasa (15/8/23).
Baca Juga: Masuk Bursa Cawapres Ganjar Pranowo, Ini Komentar Ridwan Kamil
Ganjar mengatakan, para tokoh agama di Kabupaten Magelang ini telah memberikan warna selama dirinya menjabat sebagai gubernur. Sehingga dia meluangkan waktunya untuk sowan atau berkunjung ke beberapa tokoh agama. Termasuk memberi kabar bahwa dirinya hendak purna tugas.Dia juga sempat meminta maaf kepada beberapa tokoh agama yang didatangi. “Mohon maaf kalau ada pelayanan selama 10 tahun yang kurang. Dan tentu disambut dengan sangat luar biasa. Saya senang,” papar Ganjar.
Selanjutnya, Jawa Tengah masih memiliki banyak pekerjaan rumah (PR). Terutama soal penurunan angka kemiskinan ekstrem, reformasi birokrasi, hingga pemberantasan korupsi. “Untuk pemimpin selanjutnya tolong dijaga integritasnya,” imbuh dia. (aya/din)