Neutron Yogyakarta

Target Investasi Jateng Rp 65 T, Triwulan I Capai Rp 27 T

Target Investasi Jateng Rp 65 T, Triwulan I Capai Rp 27 T

RADAR MAGELANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jateng memfasilitasi pertemuan investor potensial berbagai proyek yang siap ditawarkan melalui Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2023. Pada pertemuan ini, kepeminatan investasi tercatat hingga Rp18,5 triliun.

Dalam gelaran yang bertajuk ‘Circular Economy for Central Java Sustainable Growth’ ini diawali dengan one on one meeting dengan para investor dari dalam maupun luar negeri. Tujuannya untuk mempromosikan potensi peluang dan investasi di Jateng.

Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sumarno menuturkan, hingga saat ini circular economy dan green economy masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah. “Keberlanjutan itu lah yang akan menjadi kunci utama untuk bicara masalah pertumbuhan,” sebutnya, Senin petang (21/8/23).
Dia menyebut, pertumbuhan ekonomi tidak hanya menjadi sekadar tumbuh, tapi bagaimana bicara masalah kelestarian. Bicara soal investasi, tahun ini, pemprov menargetkan sebesar Rp 65 triliun. Sampai pada triwulan I, pemprov telah mencapai lebih dari 27 triliun.

Baca Juga: Jadi Best Market Maker, Bank Indonesia Apresiasi BRI Dengan 5 Penghargaan

Jumlah itu, lanjut dia, terbagi menjadi dua, yakni Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar lebih dari 16 triliun dan Penanam Modal Asing (PMA) lebih dari 10,6 triliun. “Sektornya kebanyakan (fokus) pada padat karya. Meskipun ada beberapa yang fokus pada teknologi,” sebutnya.
Sementara terkait dengan investasi hijau, kata dia, lebih banyak diarahkan pada Kawasan Industri Kendal. Utamanya berkaitan dengan kendaraan listrik. “Tadi ada investor masuk terkait sengan energi baru terbarukan, termasuk Geotermal,” sambungnya.

Pemprov Jateng pun berkomitmen mengawal kepeminatan investasi di wilayahnya. Termasuk juga layanan untuk pendampingan perizinan, tenaga kerja, akses lahan, hingga kemitraan dengan pengusaha lokal.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Jateng Rahmat Dwisaputra memberikan dukungannya terhadap pertumbuhan ekonomi hijau (green growth program). “Kami mendorong pelaku ekonomi untuk menerapkan green economy. Kebijakannya melalui makroprudensial hijau,” bebernya.

Hanya saja, Rahmat tidak menyebut aecara detail jumlah UMKM yang menerapkan green economy. Namun, BI terus mendorong agar para pelaku UMKM memberlakukan program tersebut. Seperti batik, kerajinan eceng gondok, hingga pertanian organik. Termasuk integrated farming. Dia berharap, kepeminatan investasi di Jawa Tengah semakin meningkat. “Kami akan intensif melakukan pendampingan sehingga betul-betul akan terjadi realisasi investasi yang maksimal,” ujar Rahmat. (aya/pra)

Lainnya