RADAR MAGELANG – Ketua Komisi D DPRD Kebumen Bambang Sutrisno meminta ada kajian khusus terkait pembangunan Embung Giritirto. Menurutnya, hasil kajian menjadi sangat penting. Sebagai dasar perencanaan sebelum proses pembangunan ulang dimulai.
“Sebelum ada kebijakan pembangunan ulang. Perlu kajian mendalam. Kenapa kok embung baru selesai dibangun, tidak lama rusak,” kata Bambang kepada Radar Kebumen, Kamis (24/8).
Dia meminta, pemerintah daerah jangan terburu-buru mengambil kebijakan pembangunan ulang embung. Sebelum keluar hasil kajian dari para pihak berkompeten. “Kalau bisa (kajian) secepatnya. Biar masuk progres perencanaan anggaran. Soalnya, kalau dihitung mungkin anggaran bisa sampai Rp 4 miliar. Itu mau tidak mau ada redesain atau bongkat total,” ucapnya.
Baca Juga: Waduh, Kekeringan Melanda Sejumlah Wilayah Kebumen, BPBD Mulai Kirim Bantuan Air Bersih
Dia tak ingin Embung Giritirto kembali mangkrak. Artinya, keberadaan embung tidak membawa manfaat apapun bagi masyarakat. “Ketika bangunan tidak berguna. Anggaran daerah terbuang sia-sia. Nah ini yang kami khawatirkan. Jangan sampai terulang lagi,” ungkap ketua komisi bidang infrastruktur itu.
Bambang mengungkapkan, Embung Giritirto merupakan sarana infrastruktur cukup vital. Terlebih, ketika memasuki musim kemarau. Di mana wilayah sekitar embung memiliki potensi kekeringan. “Ya, kemarin saya sudah cek bersama Pak Bupati. Ternyata kondisinya rusak parah. Padahal masyarakat sangat butuh air. Pasokan air memang dari embung, biar mereka tidak ngangsu,” terangnya.
Embung Giritirto berada di lereng Bukit Era, masuk Desa Giritirto, Kecamatan Karanggayam. Diketahui, pembangunan embung berlangsung pada tahun 2021 dengan anggaran senilai Rp 2,4 miliar. Namum, tak berselang lama embung mengalami kerusakan dan tidak berfungsi.
Sebelumnya, Bupati Kebumen Arif Sugiyanto telah meminta inspektorat daerah untuk segera melakukan pengecekan terhadap kondisi bangunan. Dia meminta agar inspektorat mendalami penyebab kerusakan embung. “Pada saat pembangunan saya sempat melakukan kroscek di lapangan, dan saya lihat pembangunan cukup baik. Pada saat penyerahan saya juga ke sana, embung sudah terisi air, kanan kiri sudah ada jalan setapak cukup bagus,” jelasnya.
Dari informasi yang dia terima bahwa embung rusak karena faktor bencana. Kerusakan terjadi pada bagian dinding embung. Kendati demikian, laporan tersebut masih ditelusuri lebih lanjut. “Nanti Inspektorat yang akan menyampaikan, kerusakan ini kapan? Kenapa? Ini yang akan didalami Inspektorat,” terangnya. (fid/pra)