Neutron Yogyakarta

Sebulan 12 Kali Kebakaran di Kota Magelang

Sebulan 12 Kali Kebakaran di Kota Magelang
CEK ALAT: Kapolres Magelang Kota didampingi Pj Sekretaris Daerah Kota Magelang dan pejabat lainnya saat melihat perlengkapan yang dibutuhkan saat terjadi kebakaran hutan dan lahan, Selasa (29/8/23).Naila Nihayah/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Selama Agustus ini, terjadi 12 kali kebakaran di Kota Magelang. Jumlah itu meningkat tajam dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Dalam satu bulan, hanya terjadi dua hingga tiga kebakaran. Potensi kebakaran meningkat pada musim kemarau ini.

Kepala UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Magelang Didik Aryanto menuturkan, bulan ini, damkar sudah menangani kebakaran sebanyak 12 kali. Kebanyakan berupa lahan kosong maupun pekarangan yang jauh dari permukiman. Adapun penyebabnya, kebanyakan human error. “Seperti warga yang membakar sampah dan meninggalkannya sebelum api itu benar-benar padam,’’ujarnya di Alun-Alun Kota Magelang, Selasa (29/8/23).

Teranyar, kebakaran serupa terjadi di sebuah lahan kosong dan merambat hingga ke pekarangan yang banyak terdapat bambu kering. Beruntung, kebakaran itu segera diatasi.

Baca Juga: Delapan Bulan, Ada Empat Kebakaran Lahan di Magelang  

Dengan meningkatnya ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Magelang, damkar selalu menyiagakan personel dan peralatan yang dibutuhkan. Saat ini, damkar Kota Magelang memiliki delapan unit kendaraan dan peralatan lainnya. Selama ini, mereka juga rutin mengadakan patroli di kawasan yang memiliki potensi tinggi terjadinya kebakaran.

Hanya saja, Didik mengaku terkendala dengan Kota Magelang yang notabene padat penduduk. Karena petugas kerap kesulitan untuk mengakses jalan yang terlampau sempit. “Untuk gedung bertingkat, kendaraan yang memiliki tangga panjang memang terbatas. Sementara daya sembur airnya hanya beberapa meter,” paparnya.

Kapolres Magelang Kota AKBP Yolanda Evalyn Sebayang menyebut, meski potensi terjadinya karhutla di wilayah hukumnya kecil, dia meminta agar seluruh stakeholder terkait bersiap diri. Termasuk masyarakat. “Contoh kejadian di Bandongan. Itu penyebabnya adalah orang buang puntung rokok,” katanya.

Baca Juga: Rawan Kebakaran Lahan dan Hutan, Damkar Antisipasi saat Musim Kemarau

Dia mengimbau, apabila di area perumahan atau perkampungan terdapat lahan kosong dan ada rumput kering, untuk segera dipotong. Termasuk berhati-hati dalam penggunaan kompor. Hal itu dapat berpotensi terjadinya kebakaran.

Pj Sekretaris Daerah Kota Magelang Larsita meminta semua pihak, termasuk masyarakat untuk terlibat dalam mengantisipasi karhutla. “Kami juga melakukan pencegahan bagaimana mendorong masyarakat untuk menjaga lingkungan,” paparnya.

Terkait dengan kesiapan menghadapi kebakaran di gedung bertingkat, kata dia, memang belum bisa dijangkau seluruhnya. Apalagi peralatan yang dimiliki, belum seluruhnya memadai dan terpenuhi. “Kami dihadapkan dengan kondisi di lapangan. Secara bertahap, akan kami sempurnakan (peralatannya),” imbuh dia.

Baca Juga: Damkar Imbau Masyarakat Waspada Kebakaran Lahan

Kepala Perum Perhutani KPH Kedu Utara Damanhuri menyebut, potensi karhutla di Kota Magelang dinilai tidak terlalu tinggi. Berbeda di wilayah Kabupaten Magelang yang notabene banyak gunung dan hutan. “Yang perlu diwaspadai itu Gunung Ungaran, Sindoro, Sumbing, Andong, Telomoyo, dan sebagian Gunung Prau,” sebutnya. (aya/din)

Lainnya