Neutron Yogyakarta

Konstruksi Tol Selesai, Jalan Malah Menyempit

Konstruksi Tol Selesai, Jalan Malah Menyempit
PASANG SPANDUK: Warga Curah Lor memasang beberapa spanduk sebagai bentuk aspirasi karena mereka ingin agar jalan menuju dusun itu diperlebar dan ditinggikan. Namun, spanduk itu tidak bertahan lama dan dicopot sekitar pukul 12.30. Naila Nihayah/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Warga Dusun Curah Lor, Bligo, Ngluwar meminta kepada pemerintah agar akses jalan menuju dusun tersebut diperlebar atau sesuai dengan fungsi semula. Karena setelah konstruksi seksi satu pembangunan jalan tol Jogja-Bawen mulai digarap, jalan tersebut semakin sempit. Apalagi, jalan itu merupakan jalan penghubung antardusun sekaligus jalur usaha tani.

Perwakilan warga Dusun Curah Lor Santi Puji Utami menuturkan, pada dasarnya, seluruh warga mendukung pembangunan mega proyek tersebut. Namun, mereka juga ingin menuntut haknya karena dusun yang dihuni sekitar 20 kepala keluarga itu dihimpit oleh jalan tol Jogja-Bawen. “Jalan masuk ke lingkungan kami itu sebenarnya ada tiga. Tapi, ketiganya dipotong oleh ruas jalan tol Jogja-Bawen,” terangnya di kantor DPRD Kabupaten Magelang, Senin (4/9).

Rencananya, ketiga akses jalan itu bakal dibangun box pedestrian. Santi menyebut, yang menjadi permasalahan adalah ukuran box pedestrian yang cenderung kecil dan sempit. Padahal, jalan yang sudah ada, bisa dilalui truk dan kendaraan lainnya. Sehingga warga meminta agar box pedestrian diubah menjadi box underpass.

Dia menambahkan, pada 7 Agustus lalu, warga sudah berkirim surat kepada Jasa Marga dan pada 28 Agustus mendapat balasan. Yang berisi soal penetapan pembangunan box pedestrian di kawasan tersebut. Selain itu, Jasa Marga juga melampirkan rencana teknik akhir (RTA) yang telah disetujui Pemkab Magelang beserta sejumlah klarifikasi.

Santi pun telah memahami beberapa poin yang terkandung di dalamnya. Pertama, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) akan mengakomodasi dan memfasilitasi pembangunan akses infrastruktur umum yang terdampak proyek tersebut. Sehingga memiliki fungsi dan sesuai kondisi semula. Selain itu, dalam RTA itu menerangkan bahwa konsep penanganan persilangan tidak sebidang dengan jalan tol.

Jadi, lanjut dia, jalan existing yang terkena dampak tol akan dibuat overpass, underpass, frontage, jembatan penyeberangan orang (JPO), dan box pedestrian. Menurutnya, box pedestrian hanya berupa jalan setapak yang tidak bisa dilalui kendaraan di bawah jalan tol. “Dari situ, kami keberatan karena jalan yang sudah existing itu bisa dilalui kendaraan yang mengangkut hasil panen,” paparnya.

Warga khawatir, box pedestrian itu nantinya tidak bisa dilalui mobil pemadam kebakaran. Termasuk truk pengangkut pakan ternak karena di Dusun Curah Lor, terdapat peternakan ayam. “Intinya kami meminta perubahan rencana box pedestrian menjadi box underpass. Kalau underpass itu jalan tol akan dinaikkan elevasinya sehingga jalan existing tetep dipertahankan elevasinya,” imbuh dia.

Santi mengaku, sedari awal, tidak ada sosialisasi kepada warga Dusun Curah Lor. Mereka justru mengetahui rencana pembangunan box pedestrian setelah proyek berjalan. Untuk itu, Santi sebagai perwakilan warga menyampaikan surat kepada DPRD Kabupaten Magelang.

Sementara itu, Kepala Desa Bligo Sukiyanto menegaskan, warga Dusun Curah Lor tidak menolak pembangunan jalan tol Jogja-Bawen tersebut. Hanya saja, mereka meminta kepada pemerintah agar akses jalan menuju dusun tersebut diperlebar. Karena setelah konstruksi seksi satu mulai digarap, jalan tersebut semakin sempit. Lebih-lebih, jalan itu merupakan jalan penghubung antardusun.

Kemudian, meminta perubahan box pedestrian menjadi box underpass. Sehingga truk yang mengangkut pakan ternak dapat melalui jalan tersebut. “Karena di sana satu RT terjepit oleh underpass, jadi kami mohon untuk dilebarkan,” jelasnya. (aya/pra)

Lainnya