Neutron Yogyakarta

Satu KK Bisa Siapkan 10 Ingkung, Tiap Tamu Diminta Makan

Satu KK Bisa Siapkan 10 Ingkung, Tiap Tamu Diminta Makan
MERIAH: Setiap tahun, tradisi saparan atau merti dusun masyarakat Lereng Gunung Andong ini digelar layaknya tasyakuran besar-besaran.NAILA NIHAYAH/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Tradisi saparan atau merti dusun di Dusun Mantran Wetan, Girirejo, Ngablak berlangsung meriah. Lebih ramai ketimbang Lebaran. Sanak keluarga hingga teman bertandang dari rumah ke rumah. Sebab, setiap kepala keluarga sudah menyiapkan beberapa ingkung ayam. Antara empat hingga sepuluh ingkung. Tiap tamu yang datang akan diminta makan.

NAILA NIHAYAH, MUNGKID

Kegiatan ini diawali dengan mengarak gunungan berupa hasil bumi dari musala menuju panggung di depan rumah kepala dusun setempat. Atau berjalan kaki sekitar 500 meter. Warga ramai-ramai membawa ingkung ayam, nasi tumpeng jangka, dan beberapa lauk pelengkap lainnya.

Baca Juga: Ada Gunungan hingga Ingkung Ayam, Saparan di Lereng Gunung Andong Lebih Meriah Ketimbang Lebaran

Setelah berkumpul, mereka lantas berdoa yang dipimpin oleh sesepuh dusun. Barulah para warga kembali ke rumah masing-masing. Tradisi turun temurun ini memang rutin digelar saban Rabu Pahing di bulan Safar pada penanggalan kalender Hijriah. Jika tidak ada Rabu Pahing, akan dilaksanakan di bulan setelahnya. Yang mana bertujuan sebagai ungkapan syukur atas nikmat yang didapat.

Kepala Dusun Mantran Wetan Handoko mengatakan, ada total 161 KK di dusunnya. Masing-masing dari mereka membuat beberapa ingkung ayam. Satu di antaranya untuk didoakan saat genduri dan sisanya untuk disuguhkan kepada tamu yang akan datang. Sebab setiap tamu yang bertandang, diminta untuk makan.

Dia menuturkan, tradisi saparan ini sudah menjadi kepercayaan turun-temurun. Pelaksanakan syukuran, kata dia, berpedoman pada Rabu Pahing. “Dulu pernah di lain hari (tidak di Rabu Pahing) tapi ada kendala. Nasinya jadi basi semua. Makanya para sesepuh mewanti-wanti agar penerus melaksanakan saparan di Rabu Pahing,” ujarnya, Rabu (13/9/23).

Baca Juga: Kebakaran Gunung Andong, Api Dibiarkan hingga Padam Sendiri

Dari situlah, warga percaya bahwa tradisi Sarapan harus digelar pada Rabu Pahing. Sekalipun tidak ada hari tersebut pada bulan Safar. Bahkan, kata dia, tradisi saparan di Dusun Mantran Wetan ini melebihi saat Lebaran. Sebab, setiap warga mengundang kerabat maupun relasinya untuk ikut merayakan tradisi Saparan.

Dengan begitu, selain sebagai ungkapan syukur, saparan ini sekaligus menjadi momentum untuk menyambung tali silaturahmi. Biasanya, mereka akan berdatangan setelah pukul 12.00 hingga malam hari. Mengingat ada pagelaran wayang yang dilaksanakan semalam utuh. “Kalau untuk doa khusus, kami minta rezeki agar berkah dan lebih melimpah. Juga doa menjelang pemilu 2024,” bebernya.

Setelah pemberian doa, ada jeda beberapa saat untuk menampilkan Jaran Kepang Papat. Kesenian ini wajib ditampilkan saat merti dusun. Para pemainnya berasal dari kalangan berumur. Jaran kepang papat ini diambil dari kiblat atau sudut empat dan lima pancer atau titik. Hal itu berdasarkan cerita tetua dusun.

Baca Juga: Api di Gunung Andong Sudah Padam

Sementara alat yang digunakan yakni empat buah jaranan kepang berwarna hijau dan kuning, serta bendera merah. Kedua warna tersebut tidak bisa diubah. Juga satu buah rebana dan kempyang. “Sudah warisan leluhur. Biasanya jaranan ini dimainkan setiap bulan Syawal, Safar, dan ketika ada nazar (janji),” sebutnya.

Handoko menyebut, jaran papat ini dimainkan dengan beberapa babak. Biasanya, sampai malam dan dimainkan tanpa penonton sekalipun. “Biarpun hanya satu babak, tapi harus pentas dulu. Ini juga tidak bisa dimainkan oleh sembarang orang. Sudah turun-temurun,” sambungnya.

Seorang warga Dusun Mantran Wetan Siyem menyebut, dia bisa mengeluarkan dana sebesar Rp 5 juta untuk tradisi saparan ini. Bahkan, harga ayam kampung naik saat saparan. Yang biasa di angka Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu per potong, kini dijual Rp 200 ribu per potong. “Kalau saparan, harganya (ayam kampung) sampai Rp 200 ribu, dan kami tetap beli,” terangnya. (pra)

Lainnya