RADAR MAGELANG – Revitalisasi Alun-alun Kebumen dinilai sudah sesuai kosmologi pembangunan kerajaan di Jawa, yakni mengusung konsep Catur Gatra Tunggal. Tata kelola revitalisasi alun-alun dianggap telah memenuhi berbagai elemen dalam satu ruang.
“Ada penyesuaian juga dengan kondisi sekarang. Dulu itu buat memantau pergerakan musuh yang akan masuk ke pendopo, sekarang lebih untuk membangun sentra ekonomi,” kata Pegiat Budaya Kebumen KRAP Arif Priyantoro, Jumat (15/9).
Menurut Arif, pola pembangunan konsep Catur Gatra Tunggal memiliki simbol kedekatan antara pemerintah dan rakyat. Konsep pembangunan ini memandang dari berbagai aspek. Meliputi aspek pemerintahan, ekonomi, religi dan sosial tidak dapat dipisahkan. “Saya kira Catur Gatra masih terjaga dalam proses pembangunan di Kebumen,” jelasnya.
Baca Juga: Terbang Lima Menit, Rekam Puluhan Pelanggar Lalu Lintas di Kebumen
Dia menjelaskan, pada masa era Mataram, alun-alun berfungsi sebagai tempat gelar prajurit. Secara penataan bangunan juga selaras, di mana sekeliling alun-alun terdapat pendopo, masjid dan pusat perekonomian. “Sekarang sisi timur sedang dibangun tempat kuliner. Di situ berkumpul para UMKM. Jadi perputaran ekonomi rakyat,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kebumen Kurnia Hadi menyampaikan, pihaknya kini terus menggenjot pembangunan wilayah kota. Nantinya, antar fasilitas di sekitar kota termasuk alun-alun akan saling terintegrasi, sehingga memudahkan masyarakat. “Ke depan konsepnya terintegrasi. Sehingga seputaran kota itu satu kesatuan penanganan,” katanya.
Saat ini, kata Kurnia, PUPR Kebumen masih fokus pembangunan sejumlah ruas jalan protokol. Bersamaan dengan itu, juga terdapat proyek pengerjaan revitalisasi alun-alun. Menurutnya, pembangunan kota ini memiliki fungsi penyangga dan saling memberikan pengaru satu sama lain. Dalam proses pembangunan juga memperhatikan konsep berkelanjutan. “Tahap awal dimulai penataan koridor jalan. Nanti saling terkoneksi dengan kawasan alun-alun,” lanjutnya. (fid/pra)