Neutron Yogyakarta

Debitnya Tidak Berkurang, Diburu Warga hingga BPBD

Debitnya Tidak Berkurang, Diburu Warga hingga BPBD
AMBIL AIR: Banyak warga dari luar Ngrajek, Mungkid yang mengambil air dari Tuk Mudal saat musim kemarau seperti ini

RADAR MAGELANG – Meski di tengah musim kemarau panjang ini, warga Desa Ngrajek, Mungkid tidak risau dengan kekurangan air. Sebab, ada Tuk Mudal yang menjadi sumber mata air bagi warganya. Bahkan, banyak warga dari luar daerah yang berbondong-bondong datang ke Tuk Mudal untuk mengambil air.

NAILA NIHAYAH, MUNGKID

Air di Tuk Mudal ini sangat jernih. Airnya keluar dari dalam tanah secara terus-menerus. Lebih-lebih saat musim kemarau ini, air di Tuk Mudal itu mampu mengaliri ke rumah-rumah, lahan pertanian, hingga kolam ikan. Meski luasnya tak seberapa, debit airnya menjadi penolong bagi ribuan jiwa yang terdampak kekeringan.

Baca Juga: Lelaki Paro Baya Asal Magelang Ditemukan Terlantar Lemas di Bantaran Sungai Progo

Setiap harinya, ada puluhan truk dan mobil pikap yang rela antre demi mendapat air dari Tuk Mudal. Mereka membawa beberapa tangki air. Yang nantinya disalurkan kepada warga terdampak kekeringan. Termasuk BPBD Kabupaten Magelang yang kerap mengisi puluhan tangki air di Tuk Mudal.

Kepala Dusun Ngrajek 3 Maryadi mengatakan, setiap harinya, memang banyak truk maupun mobil pick up yang mengangkut beberapa tangki air. Dulu pernah sampai 24 jam nonstop. “Tapi, sekarang saya batasi sampai jam 21.00. Karena dulu banyak yang antre sampai jalannya rusak,” bebernya kepada Radar Jogja, Jumat (29/9).

Meski begitu, dia tidak mematok harga bagi warga yang ingin mengambil air tersebut. Dengan kata lain gratis. Dia menyebut, pernah mendapat usulan dari warga untuk memberlakukan uang kas, namun dia menolak dengan tegas. Karena siapapun boleh mengambil air itu secara cuma-cuma.

Baca Juga: Untidar Magelang Gelar Job Fair, Pendaftaran secara Online

Saat musim kemarau seperti saat ini, air yang berasal dari Tuk Mudal semakin jernih. Berbeda ketika musim penghujan. Justru airnya lebih keruh. Tak ayal, banyak warga dari beberapa daerah yang rela menempuh jarak yang cukup jauh demi mendapat air di Tuk Mudal.

Dia menyebut, Tuk Mudal ini diyakini sudah ada sejak dahulu. Telah dimanfaatkan secara turun-temurun untuk sumber kehidupan warga Desa Ngrajek. “Dulunya, area Tuk Mudal itu banyak pepohonan besar. Kata orang dulu, angker. Tapi, sejak muncul mata air, sudah dibangun lebih baik,” jelasnya.

Air yang ada di Tuk Mudal itu, lanjut dia, dimanfaatkan oleh warga Desa Ngrajek dengan membuat saluran air. Kemudian, dialiri ke rumah-rumah warga, lahan pertanian, hingga kolam ikan. “Jadi, kami memang mempersilakan setiap dusun membuat aliran sendiri,” imbuhnya.

Baca Juga: Stupa Restaurant Adalah Restoran Magelang Yang Mewah nan Menawan

Meskipun tidak diambil, air dari Tuk Mudal itu dibiarkan terus mengalir. Tapi, dialihkan ke kolam maupun lahan pertanian. Maryadi berharap, Tuk Mudal dapat terus dimanfaatkan oleh warga untuk kehidupan sehari-hari. Apalagi saat musim kemarau seperti ini.

Sementara itu, warga Desa Wringinputih Muhson mengatakan, musim kemarau seperti ini membuat ketersediaan air di daerahnya semakin sedikit. “(Air) sumur banyak yang habis. Meski masih ada, tapi jarang. Kebanyakan (airnya) sudah habis digunakan warga,” terangnya.

Selama musim kemarau, dia memang meluangkan waktunya untuk mengambil air bersih dari Tuk Mudal. Bahkan, sejak Juni, dia datang dengan membawa mobil pick up dan satu tangki air besar. Setiap dua atau tiga hari sekali, dia pasti mengisi tangki dengan volume 1.000 liter itu sampai penuh.

Baca Juga: Disdikbud Kota Magelang Larang Penggunaan Ponsel di Sekolah

Air itu, kata dia, digunakan untuk mencukupi kebutuhan air bersih keluarga. Namun, dia juga mempersilakan tetangga sekitar apabila ingin mengambil air miliknya. “Saya bagi-bagi ke tetangga. Terserah yang mau ngambil siapa. Kalau di keluarga saya, perhari mungkin 500 liter untuk enam orang,” sebutnya.

Seorang warga Desa Ngrajek Umniyatun mengutarakan, air di Tuk Mudal ini memang dimanfaatkan oleh warga desanya. Utamanya untuk keperluan sehari-hari, seperti memasak, mencuci, mandi, dan lain-lain. Di area Tuk Mudal pun, disediakan bilik untuk warga mandi dan mencuci. “Alhamdulillah, selama ini nggak kekeringan,” paparnya. (pra)

Lainnya