Neutron Yogyakarta

Kemarau Menguntungkan Bagi Petani Tembakau

Kemarau Menguntungkan Bagi Petani Tembakau
Petani tembakau di Kabupaten Purworejo tengah mengiris daun tembakau untuk kemudian dijemur.ISTIMEWA

RADAR MAGELANG – Sebagian besar wilayah di Kabupaten Purworejo saat ini sudah tidak tanam padi. Sebab, sawah-sawah di Kabupaten Purworejo sudah banyak yang kering sehingga tidak cocok untuk tanam padi.

Namun, hal itu justru menguntungkan bagi petani tembakau di Kabupaten Purworejo. Salah satu petani tembakau di Desa Karangmulyo, Kecamatan Purwodadi, Supriyanto, 41, bersyukur karena kemarau tahun ini datang lebih awal dan diperkirakan akan berakhir lebih lama akibat adanya fenomena El Nino.

Dengan begitu, hasil panen para petani akan lebih maksimal. “Ini berkah bagi petani tembakau. Karena tembakau kan tanaman yang tidak butuh banyak air, sehingga daunnya akan lebih maksimal,” ungkap dia.

Baca Juga: Tembakau Kering Sentuh Rp 200 Ribu per Kg

Peneliti Tembakau dari BRIN Fathkur Rochman saat di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Purworejo menyampaikan, kondisi kemarau seperti saat ini sangat menguntungkan bagi petani tembakau di Kabupaten Purworejo. Pasalnya, musim kemarau adalah waktu yang cocok untuk menanam tembakau karena tidak begitu membutuhkan air yang banyak.

Terlebih, menurutnya Kabupaten Purworejo adalah salah satu daerah potensial yang menghasilkan tembakau dengan mutu tinggi. Sehingga, momen kemarau seperti ini bisa dimanfaatkan lebih baik oleh petani.”Biasanya, kualitas tembakau yang baik ada di dataran sedang hingga tinggi seperti, di Temanggung dan Magelang. Tapi, di Purworejo ini tembakau di dataran rendah tetapi kualitasnya baik,” ujarnya.

Diketahui, daerah penghasil tembakau di Kabupaten Purworejo ada di wilayah dataran rendah. Misalnya, Desa Pacekelan, Kecamatan Purworejo, Desa Rowobayem, Kecamatan Kemiri, hingga Desa Ketangi dan Karangmulyo, Kecamatan Purwodadi.

Baca Juga: DKPP Kembangkan Varietas Tembakau Lokal Purworejo 

Namun, saat ini Pemkab Purworejo juga tengah merambah petani tembakau di dataran tinggi Kabupaten Purworejo. Seperti, pada 2022 menanam tembakau di Desa Watuduwur dan Blimbingan, Kecamatan Bruno dan tahun di Desa Pucungroto, Kecamatan Kaligesing dan Desa Banyuasin, Kecamatan Loano. (han/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)