Neutron Yogyakarta

Masuki Pancaroba, Magelang Berpotensi Hujan Ringan

Masuki Pancaroba, Magelang Berpotensi Hujan Ringan
TERIK: Meski cuaca tengah panas, tapi terlihat aktivitas masyarakat di Alun-Alun Kota Magelang, Selasa (3/10/23). Adapun suhu rata-rata di Magelang berkisar antara 26 hingga 33 derajat Celcius.Naila Nihayah/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, hingga tiga hari ke depan, cuaca di Magelang umumnya cerah berawan hingga berawan. Namun, mulai ada potensi hujan ringan. Terutama saat siang hingga sore hari menjelang malam. Adapun suhu rata-rata di Magelang berkisar antara 26 hingga 33 derajat Celcius.

Forecaster Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Noor Jannah Indriyani mengatakan, rata-rata suhu itu membuat cuaca Magelang cukup panas. Untuk daerah lain di Jawa Tengah, seperti pesisir, suhunya bisa lebih tinggi. “Saat ini, kondisi sebagian besar wilayah Jawa Tengah masih dalam masa musim peralihan atau pancaroba,” ujarnya saat dihubungi Radar Jogja, Selasa (3/10).

BMKG memperkirakan, awal musim hujan di wilayah Jawa Tengah secara umum terjadi pada November 2023. Bulan ini, hanya sekitar 24 persen di Jawa Tengah yang sudah masuk musim hujan. Utamanya di daerah pegunungan tengah. Seperti Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Sragen, Temanggung, dan Magelang. Bahkan, dalam dua hari ini, terjadi gerimis di Magelang.

Baca Juga: Masuki Pancaroba, Suhu Rata-Rata Magelang Capai 33 Derajat Celcius

Cuaca terik ini, kata dia, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti pertumbuhan awan, peralihan musim, hingga posisi matahari. Sehingga membuat suhu di Magelang terasa lebih panas dan cenderung gerah. Namun, masyarakat juga perlu mewadpadai beberapa hal terkait dengan fenomena cuaca saat ini. Mulai dari angin kencang hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Jannah menuturkan, suhu yang cukup terik ini dapat membuat tubuh seseorang mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Kebutuhan cairan memang harus diperhatikan betul-betul. Bagi yang beraktivitas di luar ruangan, bisa memakai tabir surya. “Agar panasnya tidak terlalu menyengat ke kulit,” terangnya.

Secara umum, kualitas udara yang kering ini dapat berpotensi membuat debu berterbangan. Sebab, hingga kini sebagian besar wilayah, khususnya di Jawa Tengah belum begitu intens turun hujan. “Untuk menjaga terpaparnya debu ke badan kita, bisa menggunakan masker agar ancaman penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) bisa diminimalisasi,” imbuhnya.

Baca Juga: Gotong Royong Bersihkan Trotoar Usai Magelang Ethno Carnival dan Jut Bio

Sementara itu, puncak musim hujan di wilayah Jawa Tengah diperkirakan terjadi pada Februasi 2024. Adapun hanya sekitar 9,2 persen terjadi di bulan Desember 2023. Termasuk sebagian wilayah pegunungan tengah hingga sebagian Cilacap bagian selatan. Kemudian, sekitar 20,4 persen wilayah Jawa Tengah yang masuk musim hujan di Januari 2024. Yakni sebagian wilayah pegunungan tengah, Jawa Tengah bagian selatan, dan sebagian pantura timur.

Dia mengimbau, sebelum memasuki periode musim hujan, pemerintah, stakeholder terkait, dan masyarakat agar lebih mempersiapkan diri. Dengan cara membersihkan atau memperbaiki saluran irigasi, selokan, maupun sungai. Kemudian, menebang batang atu ranting pohon yang sudah tua. Termasuk mempersiapkan tanggul di daerah yang rawan banjir.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang Istikomah mengatakan, saat musim pancaroba ini pertumbuhan mikoorganisme sangat rentan. ISPA mulai muncul lagi. Yang disebabkan oleh teriknya cuaca dan debu. “Kalau punya alergi sistem pernapasan maupun kulit, muncul biduran, pilek, diare, dan lainnya,” jelas dia.

Baca Juga: Jelang Liga 3, PPSM Magelang Incar Pemain Liga 1 dan Liga 2

Dia menyebut, masyarakat juga harus waspada terhadap dampak El Nino yang berkepanjangan. Dengan tidak membakar sampah secara terbuka sehingga menimbulkan kepulan asap yang menggangu kesehatan pernapasan.

Bahkan, kondisi panas ini memunculkan polutan-polutan berbahaya. Namun, dia belum bisa memastikan angka pasti debu-debu particulary matter (PM) di Kota Magelang. “Belum tahu. Karena itu harus dengan pengukuran. Kalau di dalam ruangan bisa diukur, tapi secara umum kita belum melakukan survei,” lontarnya.

Istikomah menambahkan, di saat cuaca terik seperti ini, masyarakat diminta untuk menambah konsumsi air untuk mencegah dehidrasi. Dia mengimbau agar masyarakat selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Baik kebersihan individu maupun lingkungan. Karena hal itu dapat memengaruhu derajat kesehatan masyarakat. (aya/din)

Lainnya

Exit mobile version