RADAR MAGELANG – Musim kemarau ini, kawanan monyet ekor panjang mulai berduyun-duyun turun dari perbukitan Menoreh. Sebab, ketersediaan pangan mereka mulai menipis. Tak ayal, lahan pertanian milik warga Dusun Ngargosari, Ngargogondo, Borobudur dijarah oleh monyet ekor panjang. Kondisi ini membuat sebagian warga tidak bisa menuai hasil panen dengan maksimal.
Serangan hewan ini sudah terjadi sejak bertahun-tahun lamanya. Terutama saat musim kemarau. Saat ini, serangan monyet jenis itu semakin tidak terkendali lantaran jumlah populasinya bertambah banyak. Warga pun sudah mengupayakan berbagai hal agar kawanan monyet itu tidak turun hingga ke perkampungan. Namun, selalu gagal karena sudah tidak bisa diatasi.
Seorang warga Dusun Ngargosari Ida Istiwahyuni mengatakan, kawanan itu semakin parah ketika memasuki musim kemarau seperti saat ini. Dia pun sudah terbiasa dengan datangnya gerombolan monyet ekor panjang. Monyet ini merusak dan memakan hasil panen segala jenis tanaman. Mulai dari rerumputan, singkong, pepaya, rambutan, hingga mangga. Kecuali cabai.
Dia menyebut, kawanan monyet yang diperkirakan berjumlah lebih dari sepuluh ekor itu tidak setiap saat turun ke perkampungan. “Biasanya sekitar pukul 10.00-an. Kemarin (Rabu, Red) pas momong (mengasuh) anak di sini (teras), lihat ada koloni monyet yang turun. Ada yang naik pohon mangga sekitar 2-3 ekor,” ujarnya saat ditemui, Kamis (5/10).
Ida pun kerap bersantai di depan rumah untuk memastikan agar tanamannya tidak ludes dimakan kawanan monyet itu. Biasanya saat melihat monyet mulai turun di sekitar rumah, dia mengusirnya. Termasuk menembaknya dengan senapan angin untuk menakut-nakuti monyet.
Selain menunggu di depan rumah, dia juga menutupi bibit pohon singkongnya dengan jaring agar tidak dimakan oleh monyet ekor panjang. Dia maupun warga setempat kewalahan untuk mengantisipasi datangnya kawanan monyet itu. Beruntung, mereka tidak menyerang warga. “Tidak pernah (bikin perangkap). Tapi, kalau sama perempuan, kadang enggak takut. Ya langsung diusir saja,” sebutnya.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Ninik Lestari, warga Dusun Ngargosari lainnya. Dia mengatakan, kawanan monyet itu turun hingga di depan rumahnya. Menurutnya, mereka semakin kesulitan mendapat pasokan makanan di atas bukit. Sehingga turun untuk memakan jagung, singkong, hingga pepaya. “Saya lihatnya (turun) Jumat lalu di depan rumah sekitar jam 9,” jelasnya.
Baca Juga: Puluhan Seniman dari Sembilan Negara Sampaikan Pesan Damai di Borobudur
Dia menyebut, kawanan itu berjumlah puluhan. Kemudian, beberapa dari mereka naik ke atas pohon untuk mengambil buah. “Kalau tanamannya dikasih jaring, kadang takut. Untungnya nggak ada lahan yang terdampak dari ulah monyet itu. Kadang juga ditakut-takuti pistol mainan,” sambungnya.
Kepala Dusun Ngargosari Lilik Priyono menjelaskan, monyet ekor panjang itu terus berkembangbiak menjadi lebih banyak hingga sekarang. Beruntung, mereka tidak menyerang warganya. “Untuk sektor pertanian, jelas terdampak. Mereka rugi. Bahkan, tanaman singkong sampai gagal panen karena didahului oleh monyet,” paparnya.
Dia menyebut, perkembangbiakan monyet ekor panjang ini sangat luar biasa dan meresahkan warga setempat. Warga pun sudah mencoba memberantas hewan itu dengan berbagai cara. Seperti memasang jaring pada tanaman, menembaknya dengan senapan angin, memberikan umpan yang sudah dibubuhi racun, menggunakan sesuatu yang berbau, hingga mendatangkan ‘orang pintar’ untuk mengusirnya.
Baca Juga: Susul Candi Borobudur dan Candi Prambanan, Sumbu Filosofi Jogja Jadi Warisan Budaya Dunia
Menuturnya, cara-cara itu tidak mengurangi populasi monyet ekor panjang. Dia memperkirakan, ada skeitar 3-4 koloni monyet ekor panjang di perbukitan Menoreh. Setiap koloni, jumlahnya mencapai ratusan. “Mau dibasmi seperti apapun, kami kesulitan karena perkembangbiakannya sangat tinggi. Efektifnya memang dengan memasang jaring untuk menghambar penyerangan,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang Romza Ernawan mengutarakan, sudah menerima laporan terkait dengan monyet ekor panang yang menyerang lahan pertanian warga. Hal itu dipengaruhi oleh ketersediaan makanan mereka yang semakin sedikit saat musim kemarau. “Dalam konteks ini, petani kita dirugikan. Solusinya, kami masih menunggu kebijakan kementerian berkaitan dengan populasi monyet ekor panjang tersebut. Karena kami pun mendapat banyak laporan soal lahan warga yang terdampak,” bebernya. (aya)