Neutron Yogyakarta

Dilalui Truk Tambang, Warga Tutup Akses Jalan

Dilalui Truk Tambang, Warga Tutup Akses Jalan

RADAR MAGELANG – Kondisi jalan di Desa Sucen, Salam semakin rusak. Sebab, jalan tersebut kerap dilintasi oleh truk pengangkut hasil tambang. Selain membahayakan warga yang melintas, beberapa warga juga mengidap infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) karena paparan polusi udara dari angkutan truk itu.

Merespons hal itu, puluhan warga dari Dusun Krakitan, Glagahomobo, dan Ngaglik pun melakukan aksi damai di gapura Dusun Krakitan kemarin (6/10). Aksi itu diwarnai dengan membentangkan spanduk berisi keluhan warga sekitar. Seperti ‘anda memasuki kawasan jeglongan sewu’, hingga ‘pejabat panen pajek, rakyat panen bledug’.

Para warga tampak melakukan orasi di depan gapura. Beberapa di antaranya menemui perwakilan Pemkab Magelang. Setelah itu, mereka melakukan doa bersama dan dilanjutkan dengan penutupan jalan di gapura tersebut. Upaya itu diambil agar truk pengangkut hasil tambang tidak bisa melewati jalan tersebut. Dengan begitu, kondisi kerusakan tidak semakin parah.

Baca Juga: September, Ada 7.700 Kasus ISPA, Dinas Kesehatan Sebut karena Perubahan Iklim

Kondisi jalan penghubung antara Desa Jerukagung, Srumbung menuju Desa Sucen, Salam diklaim merupakan jalur evakuasi yang sudah mengalami kerusakan sekitar lima tahun lalu dan belum diperbaiki hingga sekarang. Penyebabnya karena banyak truk pengangkut pasir dan batu yang melintas. Tak ayal, banyak pengendara sepeda motor yang terjatuh.

Warga Glagahombo Iwan Hermawan mengatakan, para warga menuntut beberapa hal pokok. Pertama, meminta pemerintah segera memulai proses perbaikan jalan tersebut. Lantaran kondisi kerusakan itu terbilang cukup parah sejauh satu kilometer. Beruntung, ada respons baik dari pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Magelang untuk segera memperbaikinya.

Dia menyebut, pemerintah berencana memperbaiki jalan itu pada 2024 dan anggarannya lebih dari Rp 3 miliar. “Kedua terkait dengan penutupan akses jalan truk bermuatan pasir. Ini belum ada jawaban. Sementara ini, akan kami tutup sebelum pihak berwenang belum menutupnya,” jelasnya.

Baca Juga: Faktor Cuaca dan Polusi, Dinkes Jogja Catat Kenaikan Penderita Flu dan Ispa

Selain itu, Iwan meminta agar kepolisian mengawasi dan melaksanakan pengelolaan yang lebih baik terhadap truk pasir yang melintas di jalur tersebut. Utamanya menindak soal pungutan liar (pungli). Kemudian, berkaitan dengan kebijakan izin pertambangan dan menyediakan alternatif transportasi sementara selama perbaikan. Untuk memastikan kelangsungan aktivitas warga.

Sementara itu, warga Dusun Glagahombo Tolkah Mansur menyebut, selama ini, banyak pengendara sepeda motor terjatuh akibat jalan yang rusak dan berlubang. “Yang kami rasakan, angkutan truk itu ketika dia jalan dan bermuatan, dia sangat arogan. Kami sebagai warga setempat sudah minggir, tapi dipaksa keluar dari jalan (aspal, Red),” bebernya.

Warga merasa terjajah dan tertindas di kampung halaman sendiri. Terlebih, akibat debu dari truk pengangkut pasir itu membuat sejumlah warga mengalami ISPA. Saluran irigasi pun terdampak. Dia berharap, kondisi jalan yang rusak itu segera mendapat perhatian dari pemerintah dan instansi terkait. Termasuk mengambil tindakan untuk memperbaiki jalur tersebut.

Baca Juga: Sudah Ada 16.383 Kasus ILI, Masyarakat Diminta Waspadai ISPA saat Musim Kemarau

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Kabupaten Magelang Priyo Suwarso menuturkan, pemkab telah mengusulkan perbaikan jalan itu sejak 2020. Dari Glagahombo menuju Jerukagung, dengan anggaran sebesar Rp 2 miliar. Namun karena pandemi, pemerintah melakukan refocusing sehingga proyek fisik dihentikan sementara.

Kemudian, DPUPR kembali mengusulkan anggaran sebesar Rp 3,5 miliar untuk memperbaiki akses jalan itu sepanjang 1,1 kilometer dengan lebar 6 meter. “(Di APBD penetapan, Red) 2024 sudah dianggarkan. Nanti awal tahun kita laksanakan,” tandasnya. (aya/eno)

Lainnya

Exit mobile version