Neutron Yogyakarta

Mahfud MD: Demokrasi Tak Sempurna, Ada Risiko Salah Pilih

Mahfud MD: Demokrasi Tak Sempurna, Ada Risiko Salah Pilih

RADAR MAGELANG – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia Mahfud MD mengisi kuliah umum di Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja. Kuliah umum mengambil tajuk ‘Capaian Hukum dan Politik Dalam Sistem Demokrasi Indonesia’.

Dalam paparannya, Mahfud MD menyampaikan sistem demokrasi Indonesia yang esensinya berfokus pada pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sehingga yang paling pokok posisi rakyat sebagai penentu dari sebuah negara.

“Sudah pasti demokrasi tidak sempurna, tidak ada sistem pemerintahan yang sempurna. Bahkan ada juga yang kritik sebaiknya Indonesia pada sistem khilafah saja karena dalam sistem demokrasi tidak baik,” ujarnya di University Club UGM, Jumat (6/10).”Lalu saya katakan demokrasi justru yang terbaik dari seluruh sistem yang pernah ada.”

Baca Juga: Viral! Mahasiswa UGM Drop Out Karena Jerawat, Seperti Apa Kisahnya…

Mahfud MD menilai dalam sistem khilafah pun juga ada kelemahan, korupsi juga merajalela. Hal ini sama saja dengan sistem demokrasi yang punya sisi baik dan buruknya masing-masing. Bahkan Plato pernah menyebut demokrasi tidak baik. Hal ini karena salah pilih.  “Demokrasi dianggap tidak sempurna karena risiko salah pilih,” imbuhnya.

Menurutnya masyarakat yang tidak terdidik biasanya akan muncul ketidaktahuan lalu transaksional menggunakan uang dalam pemilihan. Termasuk banyak kebohongan melalui pidato-pidato dan narsisme. Kondisi ini sebetulnya sudah tidak baru lagi, sudah ada 2.500 tahun lalu sejak zaman Plato.”Tetapi sejelek apa pun demokrasi itu tetap dianggap yang terbaik karena di situ ada peran rakyat, ada check and balances, ada pergantian kekuasaan baik berkala maupun reguler sesuai dengan tuntutan masyarakatnya,” jelas mantan Ketua Parampara Praja DIJ itu.

Mahfud MD juga memaparkan tantangan demokrasi saat ini. Mulai dari politik berbiaya tinggi, kuatnya pengaruh kelompok kepentingan atau oligarki, politik identitas, tidak optimalnya penegakan hukum hingga praktik diskriminasi dan intoleransi.

Baca Juga: PT Saraswanti Indoland Development Tbk Mendukung Pendidikan, Menjadi Mitra Sekolah Vokasi UGM

Meski demokrasi dinilai paling baik karena menganut kebebasan dalam banyak hal. Namun harus dikontrol melalui hukum. Mahfud menegaskan kebebasan yang tidak dikontrol oleh hukum itu akan menjadi liar. “Hukum itu adalah pengimbang dari demokrasi, tidak boleh ada hukum tanpa nomokrasi. Demokrasi adalah kedaulatan rakyat, nomokrasi adalah kedaulatan hukum. Keduanya harus seimbang,” ujarnya.

Direktur Kemahasiswaan UGM Sindung Tjahyadi berharap acara bisa menjadi media pendidikan politik bagi semua pihak. Apalagi menjelang Pemilu 2024 yang tinggal beberapa bulan lagi. “Kita perlu panduan, perlu bintang pengarah dan menjadukan berpolitik kita sesuai amanah pembukaan UUD 1945 mencerdaskan kehidupan bangsa,” lanjutnya. (lan/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version