Neutron Yogyakarta

Gagas Inkubator Bisnis Purworejo Mulyo, Dalam Rangka agar UMKM Cepat Naik Kelas

Gagas Inkubator Bisnis Purworejo Mulyo, Dalam Rangka agar UMKM Cepat Naik Kelas
Bupati Purworejo Agus Bastian saat launching dan kukuhkan pengurus inkubator bisnis Purworejo mulyo, Rabu (18/10).ISTIMEWA

RADAR MAGELANG – Pelaku UMKM di Kabupaten Purworejo diupayakan untuk cepat naik kelas. Untuk itu, digagaslah inkubator bisnis Purworejo Mulyo. Gagasan tersebut di-launching Bupati Purworejo Agus Bastian sekaligus mengukuhkan pengurus inkubator bisnis Purworejo Mulyo di Gedung PLUT Kabupaten Purworejo, Rabu (18/10).

Inisiator inkubator bisnis Purworejo mulyo selaku Staff Ahli Bupati Purworejo Bidang Kemasyarakatan dan SDM Rita Purnama menyebut, inkubator bisnis tersebut bertujuan untuk mempercepat UMKM di Purworejo naik kelas, berkembang, dan mandiri. “Yaitu, diwujudkan dengan pendampingan legalitas usaha, peningkatan ketrampilan produk, kemasan, permodalan, hingga pemasaran,” katanya.

Diketahui, inkubator bisnis adalah lembaga atau program yang dibentuk untuk mendukung pertumbuhan dan pengembangan UMKM. Dia berharap pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (DINKUKMP) Purworejo dapat terus mengembangkan inkubator bisnis. “Tidak hanya satu tapi dapat lebih,” ungkapnya.

Baca Juga: Fsilitasi Pencari Kerja, Gandeng 16 Perusahaan, Dinperintransnaker Purworejo Gelar Walk In Interview Akbar

Terlebih, jumlah UMKM di Kabupaten Purworejo sangatlah banyak mencapai 54 ribu UMKM. Selain itu, UMKM merupakan bagian penting dari ekonomi global dan berperan sebagai penyokong utama pertumbuhan ekonomi.
Agus Bastian menyampaikan, perkembangan UMKM menjadi perhatian utama pemerintah dan organisasi ekonomi internasional. Berbagai upaya dilakukan untuk terus memberdayakan dan mengembangkan UMKM. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan membangun inkubator bisnis sebanyak mungkin di berbagai tempat. “Inkubator bisnis mungkin merupakan istilah yang masih asing di telinga, karena terobosan atau inovasi baru,” ujar Bastian.

Nantinya, inkubator bisnis berperan dalam menyediakan pelatihan dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan bagi pemilik UMKM. Inkubator bisnis bukan sekadar tempat UMKM untuk berkembang tapi sebagai pusat sumber daya dan dukungan yang komprehensif. “Inkubator bisnis ini menjadi pioneer karena baru ada di tingkat Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Purworejo,” tandas dia. (han/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)