Neutron Yogyakarta

Dari 8,8 Kilometer Jalan tol, Sudah Dikerjakan 59,26 Persen

Dari 8,8 Kilometer Jalan tol, Sudah Dikerjakan 59,26 Persen
DIKERJAKAN: Kondisi pembangunan proyek Tol Jogja-Bawen Seksi 1 Ruas Jogjakarta-SS Banyurejo.HUMAS PT JASAMARGA JOGJA BAWEN

RADAR MAGELANG – PT. Jasamarga Jogja Bawen (JJB) selaku pelaksana proyek menyebut progres pembangunan Jalan Tol Jogja-Bawen Seksi 1 Ruas Jogjakarta – Simpang Susun (SS) Banyurejo sepanjang 8,8 kilometer sudah menyentuh 59,26 persen. Sementara untuk progres pembebasan lahan hingga Oktober ini sudah mencapai 80,15 persen.

Direktur Utama PT JJB A.J. Dwi Winarsa mengatakan, pekerjaan yang saat ini dilakukan pihaknya meliputi penimbunan tanah, pengerjaan bore pile, pemasangan beton (pilecap, kolom, portal), dan pemasangan pelat lantai jembatan. ”Juga telah dilakukan pemasangan erection girder di empat lokasi,” terang Dwi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/10)
Meliputi STA 68+825 di kalurahan Banyurejo (Tempel), STA. 72+950 di kalurahan Margokaton (Seyegen), STA. 0+800 di kalurahan Sumberejo (Tempel), dan STA 75+800 di kalurahan Tirtoadi (Mlati).

Baca Juga: Pembangunan Jalan Tol Jogja-Bawen Tunjukkan Sinyal Positif

Sementara untuk progres pembebasan lahan Seksi 1, Dwi menyebut, sudah dilakukan musyawarah di tujuh desa. Yaitu Kalurahan Tirtoadi, Margomulyo, Margodadi, Margokaton, Banyurejo, Tambakrejo, dan Sumberejo. Adapun saat ini Sudah dilakukan Pembayaran Uang Ganti Kerugian (UGK) di Tirtoadi, Margomulyo, dan Sumberejo. “Untuk Kalurahan Margodadi, Kalurahan Margokaton, Kalurahan Banyurejo, dan Tambakrejo masih dalam proses pemberkasan dan nantinya bisa dibayarkan,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, Jalan Tol Jogjakarta-Bawen termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Tujuannya untuk mendukung program pemerintah dalam pengembangan infrastruktur. Apabila sudah beroperasi penuh, perjalanan dari Semarang menuju Jogjakrarta dapat memakan waktu lebih cepat. Dari sebelumnya tiga jam menjadi hanya satu setengah jam. “Pembangunan jalan tol ini diharapkan dapat melancarkan distribusi barang dan jasa, pengembangan industri dan pariwisata serta meningkatkan konektivitas khususnya di sisi selatan Pulau Jawa,” tandasnya. (inu/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version