Neutron Yogyakarta

HET Per Kg di Bawah Rp 11 Ribu, Beras SPHP untuk Stabilisasi

HET Per Kg di Bawah Rp 11 Ribu, Beras SPHP untuk Stabilisasi
BERAS MURAH : Kepala Gudang Bulog Kebumen Sidik Sugiharto (kiri) menunjukan kemasan beras SPHP sebelum diakses untuk kebutuhan masyarakat.M HAFIED/RADAR KEBUMEN

RADAR JOGJA – Perusahaan Umum (Perum) Bulog Kebumen memastikan komoditas beras terjaga. Ketersediaan beras khusus terkait program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di gudang penyimpanan juga cukup memadai.

Kepala Gudang Bulog Kebumen Sidik Sugiharto menyampaikan, pasokan beras untuk mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat aman. Termasuk ada tambahan pasokan beras dari program SPHP. Beras tersebut dialokasikan sebagi bentuk intervensi dari pemerintah terkait pengendalian harga pangan. “Kami pastikan cadangan beras tidak terganggu. Ada juga alternatif pakai beras SPHP,” katanya, Senin (23/10).

Sidik menjelaskan, sesuai aturan pemerintah beras SPHP menggunkan jenis premium. Adapun harga jual berkisar Rp 10.900 per kilogram. Beras tersebut sudah dikemas satuan per lima kilogram. “Eceran tidak sampai Rp 11 ribu. Biasanya kami kerjasama dengan dinas terkait. Diambil sesuai kebutuhan,” terangnya.

Baca Juga: Polres Kebumen Ungkap Jaringan Pengedar Sabu dari Lapas

Dia mengatakan, Bulog sejauh ini terus berkolaborasi mencukupi kebutuhan berad masyarakat. Salah satunya melalui kegiatan operasi pasar. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk komitmen Bulog dala. menjaga stabilisasi harga bahan pangan. “Kami drop beras kemasan. Harga sesuai aturan pusat. Naik turun harga tergantung surat edaran,” ungkapnya.

Semantara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) Kebumen Teguh Yuliono menjelaskan, sejauh ini tidak ada gejolak kelangkaan maupun lonjakan harga bahan pangan. Dia bersyukur kerjasama dengan Bulog terjalin cukup baik kaitannya menjawab kebutuhan beras masyarakat. “Sering kolaborasi gelar pasar murah. Tujuannya stabilitas pasokan dan harga terjaga,” jelasnya.

Selain dari Bulog, belum lama ini operasi pasar juga mengandalkan beras serapan kelompok tani. Dengan begitu para petani diharapkan lebih berdaya. “Kemarin kami jual beras dari petani 700 kilogram dan beras SPHP sekitar dua ton,” kata Teguh. (fid/pra)

Lainnya