Neutron Yogyakarta

Masyarakat Diajak Tonjolkan Potensi Desa lewat Film

Masyarakat Diajak Tonjolkan Potensi Desa lewat Film
PENINGKATAN KAPASITAS : Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kebumen membekali masyarakat agar mahir memproduksi film. M HAFIED/RADAR KEBUMEN

RADAR MAGELANG – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kebumen memfasilitasi sembilan desa untuk bergerak di sektor kreatif. Sembilan desa ini didorong agar mampu mempromosikan setiap potensi desa melalui karya film.

Kepala Diskominfo Kebumen Sukamto menyampaikan, begitu pentingnya promosi yang memiliki pengaruh terhadap daya ungkit ekonomi. Dari media film ini diharapkan menjadi modal mengenalkan potensi desa dari berbagai sektor. Mulai dari pertanian, UMKM, sosial-budaya hingga pariwisata. “Ya, kami ajak anak-anak kreatif di desa. Mereka memang harus ambil peran ini,” katanya, Selasa (24/10).

Menurut Sukamto, perlu adanya terobosan agar masyarakat desa lebih berdaya serta memiliki daya saing. Salah satunya melalui karya film yang menonjolkan potensi desa. Dari upaya itu diharapkan menjadi peluang penguatan ekonomi warga. “Konsepnya ada korelasi dengan penurunan angka kemsikinan. Ketika viral, banyak yang melirik otomatis ada perputaran uang,” ujarnya.

Sukamto menyebut, sembilan desa yang dipilih adalah Desa Klirong, Desa Bumiharjo, Desa Sempor, Desa Selokerto, Desa Watulawang, Desa Logede, Desa Peneket, Desa Logandu dan Desa Logandu. Masing-masing desa telah diminta mengirimkan perwakilan warga untuk dibekali kemampuan dasar produksi film melalui pelatihan. Kegiatan ini akan digelar secara berkesinambungan sampai mencapai target yang ditentukan. “Jadi pilot project dulu. Setelah berhasil dan ada evaluasi, baru ke desa lain,” ungkapnya.

Ketua Kebumen Movie Bafadol Muksit sepakat dengan program yang dicanangkan Diskominfo. Menurutnya, industri kreatif memang perlu didorong hingga tingkat desa. Dia melihat begitu banyak peluang yang dapat diambil untuk jadi bahan produksi film singkat. “Kebumen itu punya 449 desa. Kalau digarap betul, entah itu film atau konten desa, bisa jadi kekuatan ekonomi,” terang Fadol.

Dia menambahkan, perlu adanya peningkatan kapasitas masyarakat serta kolaborasi antar intansi agar program dapat tercapai. Selain itu, desa juga perlu memetakan kalangan masyarakat yang berpotensi di bidang industri kreatif. “Syukur yang ditunjuk sudah punya basic biar lebih mudah diarahkan. Berkecimpung di dunia kreatif itu butuh passion dan effort lebih,” paparnya. (fid/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version