Neutron Yogyakarta

Pelestarian Candi Borobudur Tak Hanya Tugas Arkeolog

Pelestarian Candi Borobudur Tak Hanya Tugas Arkeolog
RAMAI: Meski cuaca terik, tapi pengunjung tetap berkeliling di halaman Candi Borobudur.Naila Nihayah/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Pembahasan soal kelestarian Candi Borobudur tidak hanya ditinjau dari aspek arkeologi saja. Sebab keanekaragaman tantangan yang dihadapi dalam upaya pelestarian Candi Borobudur membutuhkan pendekatan multidimensional. Dengan melibatkan para pakar lintas disiplin ilmu.

Para pakar tersebut bertemu pada gelaran The 8th International Experts Meeting on Borobudur 2023. Pertemuan itu dirasa penting karena paradigma disiplin ilmu terus berubah. “Harus ada komitmen bersama agar kelestariannya tetap berlanjut,” terang Direktur Perlindungan Kebudayaan, Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Judi Wahjudin, Senin malam (23/10/23).

Kegiatan International Experts Meeting on Borobudur ini merupakan pertemuan para ahli disiplin ilmu internasional yang membahas soal pelestarian Candi Borobudur. Pertemuan tersebut digelar rutin saban lima tahun sekali. Kali ini, menjadi pertemuan ke delapan dengan peserta yang berasal dari Indonesia, Prancis, Thailand, Italia, hingga Jepang.

Baca Juga: Pakar Disiplin Ilmu Bahas Kelestarian Candi Borobudur, Pastikan Setiap Aspek Ditangani Cermat dan Komprehensif

Dia menegaskan, upaya pelestarian Candi Borobudur tidak hanya memerlukan peran para arkeolog saja. Tetapi juga ahli lingkungan, insinyur, struktural, pakar konservasi, sosial budaya, dan disiplin ilmu lainnya. Dengan begitu, mereka dapat bekerja sama menggali wawasan dari berbagai perspektif untuk solusi menyeluruh.

Dia menyebut, pertemuan ini sekaligus untuk memastikan bahwa setiap aspek Candi Borobudur mulai dari sejarah, material, hingga pengaruhnya terhadap masyarakat dan lingkungan ditangani dengan cermat serta komprehensif.

Kemudian, dampak sosiokultural dari pelestarian Candi Borobudur juga berkaitan erat dengan model pemanfaatannya. Termasuk kunjungan berlebihan di atas candi dapat berdampak negatif terhadap struktur fisik dan nilai estetika candi. Lantaran berkaitan dengan pendekatan investasi yang holistik. Terlebih, nilai candi tidak hanya material, tetapi juga sosial, budaya, dan spiritual.

Baca Juga: Soal Pemasangan Chattra di Candi Borobudur, Kemenag Optimistis Segera Ada Titik Temu

Sementara itu, Subkoordinator Warisan Dunia Borobudur dan Cagar Budaya (MCB) Wiwit Kasiyati menuturkan, rangkaian International Experts Meeting on Borobudur ini melibatkan masyarakat setempat. “Konsep pelibatan masyarakat sebetulnya sudah ada. Cuma semakin ke sini semakin melibatkan karena potensi masyarakat itu luar biasa,” sebutnya. (aya/pra)

Lainnya