Neutron Yogyakarta

Pendaftar Izin Edar ke BBPOM Lampaui Target, Kesadaran Masyarakat Tinggi, Ditunjang Kemudahan Proses

Pendaftar Izin Edar ke BBPOM Lampaui Target, Kesadaran Masyarakat Tinggi, Ditunjang Kemudahan Proses
Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIJ Bagus Heri Purnomo.Fahmi Fahriza/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Kesadaran masyarakat untuk melakukan pendaftaran dan mengurus izin edar ke Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIJ terkait produk-produk mereka, terus mengalami pertumbuhan. Salah satunya karena ditunjang oleh kemudahan proses yang bisa dilakukan secara online.

Kepala BBPOM DIJ Bagus Heri Purnomo mengatakan, sejak pandemi Covid-19 terjadi tren peningkatan pendaftar. Ini disebutnya justru makin tinggi karena ditunjang oleh kemudahan proses yang bisa dilakukan secara online dan meningkatnya kesadaran masyarakat.
Ia merinci, dalam periode satu tahun setidaknya BBPOM DIJ menargetkan 100 izin edar yang dikeluarkan. Namun jumlah tersebut kini telah tercapai, bahkan terlampaui. “Data per September izin edar yang keluar sudah lebih dari 150,” ungkapnya Selasa (24/10).

Meski sudah tercapai dari target awal, Bagus mengaku masih tetap menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk para UMKM yang menjadi dominasi pendaftar izin edar. Disebutnya, pendaftar yang dominan datang dari segmen UMKM kuliner, hingga makanan dan minuman herbal.

Baca Juga: BBPOM DIJ Sidak Pasar Modern, Temukan Kurma Kondisi Terbuka

Sementara untuk kategori obat, diakuinya belum terlalu banyak. “Jumlahnya kan juga tidak sebanyak produk pangan. Pendaftar untuk obat dan farmasi di DIJ masih sedikit,” ujarnya.
Bagus menilai, selain kesadaran masyarakat yang kian tinggi untuk mendaftarkan izin edar, para konsumen juga disebutnya makin teliti dan sadar dengan adanya izin edar dalam sebuah produk. Hal itu sebagai capaian positif karena tingginya kesadaran konsumen dalam memilah produk yang mereka konsumsi. “Masyarakat makin pintar dan selektif, tidak sekadar beli. Mereka juga lihat ada izin edarnya atau tidak,” sambungnya.

Sementara itu, salah seorang pelaku UMKM yang telah memiliki izin edar Tina Cahyani membeberkan, hal itu jadi salah satu aspek penting yang meningkatkan nilai produknya. “Penting untuk meningkatkan kepercayaan pembeli dan produknya terjamin juga,” katanya.
Tina mengakui telah melakukan beberapa proses legalitas mulai dari izin edar hingga merek atas produknya. Ia mengungkapkan hal-hal itu penting untuk keberlangsungan bisnis ke depannya. “Memang harus dilakukan, apalagi kalau marketnya sudah ada,” tandasnya. (iza/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)