Neutron Yogyakarta

Cegah Stunting lewat Pemberian Makanan Tambahan Gratis

Cegah Stunting lewat Pemberian Makanan Tambahan Gratis
LANGKAH EFEKTIF: Ketua TP PKK Kebumen Iin Windarti memimpin gerakan pemberian makanan tambahan di wilayah penyumbang stunting.Dokumentasi Pemkab Kebumen

RADAR MAGELANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen terus berupaya menurunkan angka prevalensi stunting. Salah satu upaya yang ditempuh melalui gerakan pemberian makanan tambahan (PMT) secara gratis.

Sekretaris Dinas Kesehatan Ida Indrayani Akmal menyebut, PMT merupakan program jitu dalam penanganan stunting. Gerakan cegah stunting ini dilakukan secara bertahap di setiap kecamatan. “PMT adalah langkah efektif dan efisien, agar angka kasus stunting terus menurun” ujarnya Kamis (26/10/23).

Gerakan ini dilakukan dengan menyasar kalangan balita dan ibu hamil. Dinkes, kata Ida, memastikan PMT diberikan dengan memperhatikan kandungan gizi. “Pemetaan dibuat per puskesmas. Tim dan kader desa sudah punya data komplet,” jelas Ida.

Baca Juga: Cegah Stunting dengan Program Pemberian Makanan Tambahan

Lebih lanjut, pemerintah telah menyiapkan anggaran cukup besar untuk penanganan stunting. Anggaran ini diambil dari dana insentif fiskal untuk menyasar 910 balita dan 165 ibu hamil di 35 puskesmas. “Pemberian program langsung ke masyarakat sesuai kebutuhan selama 90 hari,” sambungnya.

Sementara itu, Ketua TP PKK Kebumen Iin Windarti bersyukur, angka stunting di Kebumen cenderung menurun. Dari tahun sebelumnya 12,6 persen, kini menjadi 11,9 persen. Pihaknya juga akan terus mendukung langkah pemerintah daerah dalam penanganan stunting. “Perlu kolaborasi antara pemerintah daerah dengan berbagai pihak termasuk kita,” ucap istri bupati itu.

Ia menjelaskan, dalam penanganan stunting PKK memiliki program unggulan. Seperti mengadakan lomba cipta menu sehat yang berkorelasi langsung dengan pencegahan stunting. Kemudian, mendorong masyarakat agar aktif memanfaatkan lahan untuk menanam sayuran atau buah yang memiliki nilai gizi tinggi. “Kami aktif beri bantuan permakanan untuk balita stunting melalui APBD dan APBDes,” bebernya. (fid/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version