Neutron Yogyakarta

Ini Kafe di Bantul yang Sajikan Puluhan Minuman Tradisional, Boga Sampir Padukan Bahan Jamu dan Rempah

Ini Kafe di Bantul yang Sajikan Puluhan Minuman Tradisional, Boga Sampir Padukan Bahan Jamu dan Rempah
ASYIK ESTETIK: Suasana Boga Sampir Kafe yang berada di Jalan Nasional 3 Banguntapan, Bantul. (Agus Dwi Prakoso/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Di masa sekarang lumayan sulit menemukan kafe yang menjual minuman tradisional. Padahal, minuman tersebut juga cocok  menjadi teman nongkrong.

Tapi, jangan khawatir. Kafe yang menjual aneka minuman tradisional bisa ditemukan di Bantul. Nama kafe itu adalah Boga Sampir.

Berada di Jalan Nasional 3 Banguntapan, Bantul. Tidak terlalu jauh dari pusat Kota Jogja.

Baca Juga: Pemburu Kuliner di Yogyakarta, Ini 5 rekomendasi Tempat Makan Seafood di Condongcatur

Boga Sampir merupakan kafe dengan nuansa tradisional. Menu-menu yang disuguhkan hingga desain ruangan yang klasik menambah kesan lawas tempat tersebut.

Pemilik Boga Sampir Martinus Doni mengatakan, awal membuka kafe tersebut pada tahun 2019. Berawal dari senang dengan minuman rempah

Akhirnya, ia mencoba untuk mengkolaborasikan berbagai macam jamu dan rempah menjadi sebuah minuman khusus untuk dijual.

“Selain untuk berjualan, secara tidak langsung juga memperkenalkan minuman tradisional yang saya racik sendiri ke masyarakat luas”, ujar Martinus.

Baca Juga: Gugah Selera Makan Pagimu Dengan Sentuhan Estetika di Kopi Trendy Temon Kuliner Jogja

Saat memasuki kafe, pengunjung akan disambut oleh kicauan merdu burung anggungan. Berbagai macam jenis burung di dalam berbagai motif sangkar sengaja diletakan di sudut-sudut ruangan.

“Dibandingkan dengan burung kicauan, burung anggungan lebih banyak mengandung makna filosofis. Nuansanya juga beda kalau dengar kicaunya”, ungkapnya.

Layaknya kafe tempo dulu, pencahayaan di kafe ini seluruhnya menggunakan lampu kuning. Selain itu, hiasan dinding ataupun perlengkapan meja seperti sendok, gelas, dan piring juga bertemakan klasik. Pengunjung serasa ditarik mundur ke zaman dahulu.

Baca Juga: Sering Kumpul di Rumah Kosong, Sekelompok Remaja Digerebek Petugas Polsek Jetis

Menu-menu tradisional mendominasi di Boga Sampir kafe. Terdapat lebih dari dua puluh variasi minuman racikan yang ada di daftar menu.

Di antaranya, asembling, jasekuni, wedang seruni, dan jahe rempah. “Variasi menu tersebut saya dapatkan, salah satunya dari usulan-usulan para penjual rempah di pasar,” tegasnya.

Dengan puluhan menu tradisional, Boga Sampir menjadi salah satu kafe yang unik dan langka di wilayah Jogjakarta.

Salah seorang konsumen langganan, Rio, asal Jogja, mengatakan, Boga Sampir tergolong tempat nongkrong yang asyik. Tempat yang direkomendasikan untuk sekadar menikmati minuman atau nongkrong bersama teman.

Baca Juga: Rasakan Sensasi Masakan Ndeso Serba Nostalgia di Cengkir Heritage Resto and Coffe Kuliner Jogja

“Tempatnya asyik, tidak bising. Berbeda dengan kafe-kafe milenial yang ramai, di sini terkesan klasik tapi estetik”, ungkapnya.

Boga Sampir menjadi menarik dikarenakan konsep yang di suguhkan berbeda dengan kafe lain. Bagusnya lagi, secara tidak langsung, kafe ini juga berpartisipasi dalam mengenalkan dan melestarikan ramuan minuman tradisional yang saat ini semakin terlupakan. (cr5/amd) 

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)