Neutron Yogyakarta

Masa Tanam di Bantul Mundur, 100 Hektare Lahan di Wilayah Kasihan Dibiarkan

Masa Tanam di Bantul Mundur, 100 Hektare Lahan di Wilayah Kasihan Dibiarkan
TETAP DIRAWAT: Petani sedang menyiram tanaman di lahannya di Bangujiwo, Kasihan, Bantul Kamis (26/10/23).GREGORIUS BRAMANTYO/RADAR JOGJA 

RADAR MAGELANG – Masa tanam beberapa wilayah di Kabupaten Bantul terpaksa mundur. Hal ini karena belum turunnya hujan, berimbas pada sawah tadah hujan tidak memiliki pasokan air.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo menjelaskan, beberapa wilayah yang mengalami kemunduran masa tanam adalah Bangunjiwo, Dlingo, Imogiri, Pleret, dan Piyungan. Terutama di sawah tadah hujan, seperti di daerah perbukitan. Saat ini irigasinya tidak mengeluarkan air yang cukup. Sehingga tidak memenuhi kebutuhan untuk penanaman padi.

“Namun, sebagian wilayah lain saat ini sudah ada yang mulai menanam padi. Itu yang sumber airnya pakai pompa,” ucapnya Kamis (26/10).

Baca Juga: Ini Kafe di Bantul yang Sajikan Puluhan Minuman Tradisional, Boga Sampir Padukan Bahan Jamu dan Rempah

Menurutnya, mundurnya penanaman padi di sebagian wilayah di Bantul pada tahun ini akan berdampak pada berkurangnya luas panen tahunan. Pihaknya sendiri sudah melakukan prognosis tentang hal tersebut. Sementara di 2024 mendatang, akan terjadi peningkatan luas panen. “Karena tanamnya tahun ini ada yang mundur,” kata Joko.

Dalam kondisi normal, biasanya para petani sudah mulai menanam padi pada bulan ini. “Karena belum ada hujan, sementara dianggurkan, menunggu hujan. Ada perkiraan hujan di awal November,” jelasnya.

Sementara itu, Lurah Bangunjiwo Parja mengatakan, saat ini di wilayah Bangunjiwo ada sekitar 100 hektare lahan yang dibiarkan dan tidak ditanami. Baik komoditas padi maupun palawija. Hal itu disebabkan karena irigasi yang mengering. “100 hektare itu kering semua, tidak ditanami karena memang tidak ada irigasi utama, hulunya tidak ada. Jadi cuma tadah hujan,” tegasnya. (tyo/eno)

Lainnya

Exit mobile version