Neutron Yogyakarta

Mulai Mitigasi Datangnya Hujan, Pemkot Antisipasi Talut Ambrol hingga Kasus DBD

Mulai Mitigasi Datangnya Hujan, Pemkot Antisipasi Talut Ambrol hingga Kasus DBD

RADAR MAGELANG – Di saat puncak kemarau Oktober ini, Pemkot Jogja mulai melakukan mitigasi dampak penghujan. BPBD Kota Jogja mengungkap, Oktober akan menjadi puncak musim kemarau. Sementara musim penghujan diperkirakan akan dimulai pada November mendatang.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jogja Nur Hidayat menuturkan potensi bencana di Kota Jogja didominasi oleh cuaca ekstrem. Untuk itu, pihaknya terus bersiap mengantisipasi bencana akibat cuaca ekstrem atau hidrometeorologi yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Salah satu yang harus diwaspadai adalah talut longsor. Kondisi hujan deras kerap kali menjadikan talut di beberapa lokasi ambrol.

“Kejadian beberapa bulan lalu ketika hujan ada beberapa talud yang longsor seperti di Kotagede, Gambiran, Balerejo, sudah kita tangani,” ujar Nur Kamis (26/10).
Mantan Camat Kotagede itu menuturkan pengondisian talut ini dilakukan bersama dengan Dinas PUPKP. Setiap tahunnya, BPBD Kota Jogja menggelontorkan anggaran Rp 400 juta untuk penanganan di dua titik talud. Sebagai langkah antisipasi, Nur menyiapkan seluruh personel. Termasuk di jajaran Kampung Tanggap Bencana (KTB) yang ada di masing-masing wilayah. Forum KTB diharapkan mampu mewujudkan ketahanan lingkungan. Terkait dengan responsibilitas hingga mitigasi bencana. “Target Forum KTB yang kita bentuk ada 169. Ini sudah akan selesai 155 dan 2024 tinggal 14 Forum KTB,” imbuh Nur.

Baca Juga: Hil yang Mustahal, Hujan 23 Gol Warnai Kemenangan Asten Askreng Radar Jogja dari Manajemen PSIM 13-10

Selain talut ambrol, pihaknya juga mewanti-wanti masyarakat untuk waspada terhadap banjir. BPBD telah melakukan konsolidasi terkait kesiapan sarpras. Selain itu, ada juga penambahan early warning system (EWS) di sepanjang sungai di Kota Jogja.”Kemarin sudah menyiapkan peralatan untuk banjir itu di tiga sungai dengan 16 EWS. Kami menambah satu di Cokrokusuman menjadi 17 EWS,” katanya.

Antisipasi juga dilakukan Dinas Kesehatan. Dengan mengimbau masyarakat untuk mewaspadai sejumlah penyakit yang rentan terjadi saat musim penghujan. Di antaranya adalah penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Dinkes Kota Jogja Emma Rahmi Aryani menyebut musim hujan kerap kali memunculkan genangan air. Di situlah biasanya menjadi tempat berkembang biak jentik-jentik nyamuk Aides Aegypti, penyebab DBD. Kasus tahun ini terbilang turun dibanding tahun sebelumnya. Salah satu penyebabnya lantaran musim kemarau yang terjadi lebih panjang dari tahun lalu.”Saat ini hanya 48 (kasus). Harapannya tidak bertambah lagi. Tahun kemarin setahun-nya 180. Sangat signifikan penurunannya, tidak ada kematian juga,” ujar Emma.

Baca Juga: Musim Hujan Diprediksi Awal November, Dinkes Kota Jogja Imbau Hindari Potensi Genangan Air

Kasi Pencegahan, Pengendalian Penyakit Menular, dan Imunisasi Dinkes Kota Jogja Endang Sri Rahayu menjelaskan DBD erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan. Sehingga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat penting untuk disadari oleh masyarakat. Utamanya di kawasan kos-kosan yang jarang diperhatikan oleh pemiliknya. Menurut Endang, DBD rentan menular di Kota Jogja. Ini mengingat kondisinya yang padat penduduk.
“Jarak terbang nyamuk kan ada 200 meter. Jadi, begitu padat dalam lingkungan itu otomatis gampang tertular,” katanya saat ditemui di Balai Kota Jogja beberapa waktu lalu.

Endang menyebut DBD bisa diantisipasi dengan upaya pemberantasan sarang nyamuk. Caranya dengan memastikan tak ada benda atau lokasi genangan air di rumah. Genangan air ini menjadi tempat yang paling disukai nyamuk saat berkembang biak. Sering kali, genangan air terjadi di tempat yang jarang disadari. Misalnya, dispenser, kulkas, ataupun bak mandi yang jarang dikuras. “Lalu talang. Kalau musim hujan talang biasanya ada genangan air. Entah karena memang bentuknya cekung atau tersumbat oleh daun di atap, sehingga harus dibersihkan,” ujarnya.

Baca Juga: Peringkatan Dini BMKG Cuaca Jumat 20 Oktober 2023, Cuaca Ekstrem Hujan Lebat dan Angin di 8 Wilayah

Selain itu, perkembangbiakan nyamuk juga berpotensi terjadi di kolam. Bisa juga terjadi di genangan air pada botol-botol plastik bekas. Untuk itu, dia juga mengimbau masyarakat untuk melakukan 4M Plus.”Menguras, mengubur, menutup, dan memantau,” imbuhnya. (isa/pra)

Lainnya

Exit mobile version